"Dari Kopi Manggarai kali ini sampai berikutnya tidak boleh ada korban tawuran. Harus zero kejadian. Anak-anak muda harus punya aktivitas positif setiap minggu untuk menyalurkan energi mereka,” kata Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Chico Hakim dalam diskusi Kopi Manggarai Jilid 2 di Sasana Krida Karang Taruna Manggarai, Jakarta Selatan, Senin 18 Agustus 2025.
Chiko mengatakan, persoalan sosial tidak bisa diselesaikan pemerintah saja. Menurutnya, Karang Taruna bersama pemuda harus ambil peran untuk membangun Jakarta yang aman dan produktif.
Inisiator Kopi Manggarai, M. Luthfi Arwien mengatakan, forum ini lahir untuk mencari solusi persoalan sosial yang kerap terjadi di Manggarai, khususnya tawuran.
“Kalau kita cap mereka pelaku tawuran, justru makin merasa bangga. Lebih baik kita rangkul pelan-pelan, agar Manggarai bisa aman dan nyaman,” kata Luthfi.
Sementara Anggota DPR dari Fraksi PDIP Once Mekel menekankan pentingnya memperkuat kapasitas pemuda dalam menghadapi bonus demografi 2045.
“Harapannya, dengan UU Pemuda yang baru kita bisa mensinergikan kekuatan pemuda agar lebih optimal. Tahun 2045 ada 70 persen angkatan pemuda, kalau tidak dimanfaatkan kita akan terjebak stagnasi,” kata Once.
Ia menyoroti masih tingginya angka putus sekolah di Indonesia, termasuk di Jakarta. Padahal, fasilitas pendidikan cukup memadai.
“Jakarta termasuk tinggi angka drop out-nya, bersaing dengan Papua. Ini aneh, padahal sekolah dan fasilitas tersedia. Ini harus jadi perhatian serius,” kata Once.
Once juga mengingatkan pentingnya pembebasan pemuda dari perbudakan pikiran.
“Kalau pikiran kita dikuasai kebencian atau kekerasan, itu bentuk perbudakan. Pemuda harus bisa membawa dirinya, bukan terbawa oleh hawa nafsu,” kata Once.
Diskusi yang diprakarsai Karang Taruna Jakarta ini juga menghadirkan narasumber Kepala Kesbangpol DKI Jakarta Muhammad Matsani, Ketua Karang Taruna Jakarta Akmal B.Y, Kapolsek Tebet Iwan Gunawan, hingga Majelis Pertimbangan Karang Taruna Jakarta Budhi Haryadi.
BERITA TERKAIT: