Mereka adalah penggerak UMKM, Ummi Kultsum; Kepala Desa Wanajaya, Majalengka, Neng Wardah; penggerak pendidikan, Umi Dedeh; Ketua Muslimat NU Subang, Iis Mamah Salamah; Ketua Muslimat NU Majalengka, Minatul Maula; Ketua Perempuan Bangsa, Nyai Upik Rofiqoh; penggerak media, Ai Jusanti; penggerak pendidikan inklusif dan disabilitas, Siti Hajar; serta Sekretaris Umum Fatayat NU Majalengka, Yoyoh Badriyah.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Chairi Fauzi dalam acara Sarasehan Perempuan dan Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Mizan, Majalengka, Jawa Barat, Senin, 24 Maret 2025.
Acara tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti Anggota Komisi VIII DPR, KH Maman Imanulhaq; Wakil Bupati Majalengka, Dena Muhammad; Buya Husein Muhammad; hingga Ketua MUI Majalengka, KH Anwar Sulaeman.
Menteri PPPA menegaskan, perlindungan terhadap perempuan harus menjadi prioritas, sejalan dengan nilai-nilai keislaman yang menempatkan perempuan dalam posisi mulia.
"Ketika kita memberdayakan perempuan, kita sebenarnya sedang membangun masa depan bangsa. Oleh karena itu, tugas kita adalah memenuhi hak-hak mereka," kata Menteri PPPA.
Di tempat yang sama, KH Maman yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan menegaskan, perlindungan dan pemberdayaan perempuan harus menjadi prioritas dalam pembangunan bangsa.
Maka, Mizan Award 2025 ini dimaknai sebagai komitmen pondok pesantren dalam mendukung kiprah perempuan di berbagai sektor.
"Perempuan bukan hanya pendamping, tetapi juga pemimpin dalam banyak sektor kehidupan. Dari pendidikan, ekonomi, hingga sosial-keagamaan, mereka telah membuktikan bahwa keberadaan dan kontribusinya sangat menentukan arah peradaban," jelas KH Maman.
BERITA TERKAIT: