Hal itu disampaikan Zulhas dalam acara Islamic International Conference "The Importance Of Religious Moderation and Food Security In Islam" di Grand Hyatt Jakarta, Sabtu 28 Desember 2024.
"Saya mengucapkan selamat kepada Ustaz Adi Hidayat guru saya yang melaksanakan Islamic International Conference," kata Zulhas mengawali sambutan melalui video seperti dikutip
RMOL, Minggu 29 Desember 2024.
"Mohon maaf saya tidak bisa membersamai beliau hari ini, karena bersamaan dengan agenda rapat koordinasi di Provinsi Lampung yang sudah diagendakan lama," sambungnya.
Zulhas mengatakan, selama 28 tahun reformasi, Indonesia belum fokus terhadap swasembada pangan. Di mana pada 2 tahun pertama Presiden BJ Habibie, Indonesia masih fokus menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar.
"Kemudian 5 tahun kemudian kita masih sibuk soal demokrasi, terpilih lah Gus Dur jadi presiden, Megawati jadi wakil. Tidak ada henti-hentinya, hari-hari kita ribut soal politik. Gus Dur jatuh, diganti Megawati. Itu fokus kita 5 tahun berikutnya," tutur Zulhas.
Bahkan, sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Indonesia masih mengalami surplus demokrasi. Sehingga perhatian terhadap pembangunan infrastruktur dan pertanian tidak menjadi fokus utama.
"Lanjut 10 tahun selesai Pak SBY, Pak Jokowi. Kita sudah bisa mulai fokus membangun, tapi fokusnya adalah infrastruktur. Jalan Tol Jakarta-Surabaya selesai, Lampung-Aceh selesai, pelabuhan, bandara selesai kita bangun," kata Zulhas.
"Tetapi sekali lagi, sektor pangan hampir 28 tahun memang kita kerjakan, tetapi belum menjadi fokus utama," imbuhnya.
Hingga pada 2024 ini, kata Zulhas, setelah 15 tahun berjuang, akhirnya Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden yang fokus utamanya adalah swasembada pangan.
"Kita bersyukur sisa-sisa atau prestasi Orde Baru masih menyisakan basis-basis yang kokoh di bidang pertanian. Kita masih punya irigasi, kita punya Bulog, kita punya gudang dan sebagainya. Kita punya industri pupuk dan seterusnya," jelas Zulhas.
Meskipun sudah memiliki basis di bidang pertanian kata Zulhas, hal tersebut sudah jauh berkurang. Bahkan, Indonesia tidak mempunyai mempertahankan yang ada selama 28 tahun ini.
"Oleh karena itu ini bukan pekerjaan mudah, kita ingin swasembada pangan, pangan dalam artian luas, baik padi, jagung, gula, garam dan lain-lain dalam waktu yang singkat," kata Zulhas.
Zulhas menerangkan bahwa Presiden Prabowo awalnya menyatakan bahwa Indonesia harus swasembada pangan pada 2029. Namun setelah rapat, Prabowo ingin swasembada pangan pada 2028.
Setelah menghadiri APEC dan G20, Prabowo kembali menyatakan bahwa Indonesia harus swasembada pangan pada 2027.
"Saya meyakini bisa kita lakukan, dengan kata kunci kerja sama, kolaborasi antar instansi, antar pemerintah daerah, antar lembaga, antar komunitas, tentu dengan seluruh stakeholder yang lain, termasuk acara hari ini," pungkas Zulhas.
BERITA TERKAIT: