Bentrokan berawal dari prajurit TNI yang saat itu menegur seorang anggota geng motor yang telah membuat resah masyarakat.
"Diawali anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota, karena mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan," kata Agus saat ditemui di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin, 11 November 2024.
Dari sini, karena marasa tidak senang ditegur, kemudian ada adu mulut tak terhindarkan dan terjadi perkelahian massal.
Namun, Agus menekankan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 2/Kilap Sumagan kala itu menegur anggota geng motor, bukan warga sipil yang melintas.
"Bukan masyarakat, tetapi geng motor yang kebut-kebutan," tegas Agus.
Sayangnya, pasca bentrokan ini seorang warga sipil berinisial RAB (62) meninggal dunia, delapan warga sipil luka-luka dan seorang prajurit berinisial M dilaporkan luka-luka.
Sementara itu, dikesempatan yang lain Kapendam I/BB Kolonel Dody Yudha memastikan ada 33 oknum prajurit diperiksa pasca bentrokan.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, yang diduga terkonfirmasi (terlibat) ada 33 orang. Oknum pelaku yang sudah terkonfirmasi diduga terlibat sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I Bukit Barisan," kata Kapendam I/BB Kolonel Dody Yudha saat konferensi pers di Medan, Minggu 10 November 2024.
Dia menjelaskan Pomdam I Bukit Barisan masih mendalami motif penyerangan itu. TNI masih menyelidiki keterlibatan prajurit lainnya.
"Hingga saat ini kita masih melakukan penyelidikan. Selain itu, Pangdam juga melakukan mediasi dengan para korban dan warga di kawasan Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan," katanya.
Penyerangan itu diduga bermula dari saling ejek. Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha mengatakan puluhan prajurit yang terlibat diperiksa di Pomdam I Bukit Barisan.
BERITA TERKAIT: