Jemaah asal Makasar ini mengatakan, selama berada di Madinah, selalu mendapatkan jatah makan tepat waktu. Dan yang lebih penting, menu yang disajikan masih cocok dengan lidahnya.
“Saya menilai, pelayanan selama ini sudah sangat bagus. Makanan masih dalam keadaan hangat dan rasanya sesuai lidahnya,” ujarnya, dikutip laman Kemenag RI, Kamis (16/5).
“Alhamdulillah ketika makan selalu habis, tidak ada sisa,” sambungnya.
Irwan berharap, pelayanan dan menu yang baik ini dapat dijaga sampai mereka meninggalkan Madinah. Sebab, makanan yang higienis dengan menu sesuai lidah orang Indonesia dapat menjaga kesehatan jemaah.
“Sehingga ketika kita melakukan ibadah pada puncak haji nanti dalam keadaan sehat wal’afiat,” tandasnya.
Distribusi, menu, dan cita rasa katering jemaah memang menjadi perhatian khusus petugas haji. Sebab, makanan menjadi sumber penting bagi jemaah dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.
Penanggung jawab katering sektor 2 Madinah, Zainul Fattah Akbar menjelaskan, pihaknya selalu memastikan katering yang dikirim perusahaan dalam keadaan baik.
“Semua makanan masih dalam keadaan hangat dan higienis,” kata Zainul.
Makanan jemaah dikemas dalam bentuk boks. Agar tetap hangat, makanan disimpan dalam kotak pemanas. Untuk menjaga kebersihan makanan, semua petugas katering menggunakan penutup kepala, masker, dan sarung tangan
“Katering dikemas dengan kertas perak (aluminium-foil) guna menjaga makanan tetap hangat dan higienis, terhindar dari bakteri,” ungkapnya.
Semua ini, lanjut dia, untuk memastikan keamanan makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji Indonesia.
Adapun pendistribusian makanan dilakukan 30 menit sebelum waktu makan. Selain makanan yang masih hangat, jemaah juga mendapatkan air minum mineral dan buah.
BERITA TERKAIT: