Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dorong Kemunculan Film-film Anak Berkualitas, LAI Hadir di JAFF 2023

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 27 November 2023, 20:49 WIB
Dorong Kemunculan Film-film Anak Berkualitas, LAI Hadir di JAFF 2023
Siswa-siswi SD di Yogyakarta usai menyaksikan pemutaran perdana film produksi Layar Anak Indonesiana, Minggu (26/11)/Istimewa
rmol news logo Tak dipungkiri, tak banyak produsen yang berminat untuk melahirkan film-film untuk anak. Karena itulah Layar Anak Indonesiana (LAI) mencoba mengisi kelangkaan produksi film untuk anak sekaligus mengangkat keragaman cerita dan talenta dari berbagai kota di Indonesia.

LAI merupakan program produksi film pendek fiksi dan dokumenter untuk anak yang diselenggarakan Balai Media Kebudayaan melalui Indonesiana.TV.

Setiap film yang diproduksi membawa keunikan dan ragam seni budaya. Tujuannya memperkenalkan objek pemajuan kebudayaan dan menanamkan pendidikan karakter, nilai budaya, dan kearifan lokal pada anak.

Dengan berbekal misi tersebut, LAI pun ikut meramaikan Jogja NETPAC-Asian Film Festival (JAFF) ke-18. Diawali dengan proses seleksi 20 proposal film yang dianggap memiliki keunikan dan daya tarik bagi anak.

Di mana selama pembuatan filmnya, para sineas didampingi oleh tim mentor Indonesiana.TV.  yaitu Chandra Endroputro, Rina Damayanti, Agus Makkie, Tonny Trimarsanto, Lianto Luseno, Yulia Evina Bhara, dan Agung Sentausa.

Dari 20 film yang dihasilkan program LAI, 10 film kategori fiksi diajukan untuk mengikuti JAFF ke-18 untuk dikurasi. Hasilnya, 5 film dinyatakan lolos official selection JAFF ke-18 yang dihelat di Cinema XXI, The Premiere, Yogyakarta, mulai 25 November hingga 2 Desember 2023.

Lima film tersebut adalah "Perahu Kertas Hao You" yang disutradarai Riqhi Alvin Sani (Pontianak), "Mlethek" yang disutradarai Wahyu Agung Prasetyo (Yogyakarta), "Serdadu Apel Emas" yang disutradarai Lingga G. Permadie (Malang), "Ndogmu dan Ndogku" yang disutradarai Kelik S. Nugroho (Yogyakarta), serta "Ijo dan Emas" yang disutradarai Daud Nugraha (Bandung).

Lima film tersebut memiliki ragam gaya cerita yang unik.

“Keragaman ide cerita dan gaya eksekusi produksi ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi tim penyeleksi,” ujar Koordinator Program Layar Anak Indonesiana, Rina Damayanti, melalui keterangannya, Senin (27/11).

Film-film LAI yang terpilih dalam Program Official Selection JAFF menandakan adanya pencapaian dalam hal kualitas. Diharapkan nantinya juga bisa diputar dalam berbagai festival lain, baik nasional maupun internasional.

Program Unggulan

Program Layar Anak Indonesiana juga diharapkan dapat merangsang kemunculan film-film anak Indonesia dengan cerita dan kualitas penggarapan yang semakin baik.

“Balai Media Kebudayaan berkomitmen untuk mengawal program-program unggulan Indonesiana.TV, salah satunya Layar Anak Indonesiana ini. Para sineas boleh bersiap-siap karena open call Layar Anak Indonesiana akan ada lagi tahun depan,” kata Kepala Balai Media Kebudayaan, Kemendikbudristek, Retno Raswaty.

Kehadiran film anak semakin melengkapi deretan layar lebar yang disajikan JAFF 2023 hingga turut menjadi ajang apresiasi dan literasi film bagi siswa siswi di Yogyakarta. Mereka pun diundang secara khusus untuk menyaksikan pemutaran perdana 5 film Layar Anak Indonesiana pada Minggu kemarin (26/11) di acara JAFF.

Untuk itu, Balai Media Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Siswa siswi tersebut antara lain mewakili SD Muhammadiyah Demangan, SD Negeri Klitren, SD Negeri Bhayangkara, SD Negeri Demangan, SD Muhammadiyah Sapen I, SD Muhammadiyah Sagan, SD Negeri Serayu, SD Negeri Ungaran, dan SD Negeri Sagan.

“Sudah sejak lama kami ingin mengundang anak-anak di Jogja untuk datang ke bioskop agar tumbuh minat menonton sejak usia dini. Itu makanya kami di JAFF gembira sekali dapat bekerja sama dengan Balai Media Kebudayaan dan Indonesiana.TV sehingga ratusan anak sekolah bisa berkunjung ke sini,” ungkap Festival Director JAFF, Ifa Isfansyah.

Sementara itu, Daud Nugraha selaku sutradara "Ijo dan Emas" yang hadir bersama timnya di pembukaan JAFF juga menyatakan gembira. Dia senang sekali bisa ikut JAFF, karena festival ini memiliki nilai tersendiri sebagai festival film berkelas di Asia, kata Daud.

Daud berharap, ke depan akan lebih banyak lagi film cerita anak yang diproduksi dengan beragam kreativitas dan keunikan.

"Karena dengan cara itu jugalah maka regenerasi sineas muda di Indonesia akan jauh lebih memiliki karakter dalam setiap karya-karya filmnya," pungkas Daud. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA