Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 ini telah dilaksanakan di 155 dewa wisata di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), mulai dari wilayah Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Labuan Bajo, dan Wakatobi.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Martini Mohamad Paham menjelaskan, program unggulan Kemenparekraf ini merupakan hasil kerja sama dengan Bank Dunia.
“Salah satu kunci strategis pengembangan pariwisata adalah pentingnya kolaboraksi, yakni bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Mengembangkan potensi desa wisata tidak bisa sendiri,” kata sosok yang akrab disapa Diah Paham ini, Sabtu (14/10).
Kerja sama tersebut berbentuk kolaboraksi pentahelix, melibatkan 5 komponen mulai dari kalangan akademisi, bisnis/industri, pemerintah, komunitas, serta media.
“Semua pihak harus dilibatkan dalam pengembangan pariwisata,” lanjutnya.
Diah melanjutkan, desa-desa yang menjadi tempat pelaksanaan program lokasi Sosialisasi Sadar Wisata 5.0, adalah desa-desa wisata terpilih.
“Karena itu, saya berharap peserta bisa memanfaatkan proses pembelajarannya. Nanti kami juga akan melihat secara nyata dan konkret bagaimana tahapan untuk membangun desa wisata,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo memaparkan, dibutuhkan spirit saling memperkuat dan menghidupkan satu sama lain dalam pengembangan pariwisata.
“Pariwisata itu
borderless (tanpa batas wilayah). Kita harus saling menguatkan, bukan melemahkan. Jangan sampai pariwisata itu saling mematikan, justru harus saling menghidupkan," sambungnya.
Putaran akhir Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 berlangsung di Kelurahan Jagalan di Kabupaten Bantul dan Desa Wisata Pabelan di Kabupaten Magelang. Kelurahan Jagalan merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan religi, serta menjadi salah satu sentra kerajinan perak di Yogyakarta.
Sedangkan Desa Wisata Pabelan menawarkan wisata alam seperti rafting, terkenal dengan kerajinan bambu, serta pembuatan jamu.
Berbagai langkah kolaborasi telah lakukan selama program KSW 5.0, antara lain pengembangan sumber daya manusia (SDM) pariwisata, promosi, dan hilirisasi UMKM antara desa wisata dengan industri perhotelan.
Selain itu, juga kerja sama pendanaan dari badan usaha untuk pengembangan desa wisata, yang diharapkan dapat menggerakkan sektor pariwisata, membuka lapangan kerja baru, dan memberikan nilai tambah pada mata pencarian warga.
BERITA TERKAIT: