Dalam keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (30/8), Bapeten menilai berdasarkan kadar tritium yang dilaporkan, maka pembuangan air limbah tersebut tidak berdampak negatif bagi manusia maupun lingkungan.
"Bapeten memandang bahwa hal tersebut tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi manusia maupun lingkungan, selama pihak pengelola PLTN Fukushima Daiichi dapat memastikan bahwa kandungan tritium yang ada dalam
treated water yang dilepas tetap berada di bawah batas yang telah ditetapkan," ujar Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Indra Gunawan.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa Bapaten berkomitmen untuk memonitor perkembagan dan terus bekerjasama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) serta badan pengawas nuklir dunia lainnya dalam mengawasi pelepasan air limbah nuklir sehingga tetap memenuhi standar keselamatan.
Dalam laporan resmi Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi pada 4 Juli 2023, pelepasan air limbah PLTN Fukushima dinyatakan tidak memiliki dampak radiologis bagi manusia dan lingkungan.
Pihak Jepang telah menetapkan batas konsentrasi tritium dalam air limbah yang dilepaskan sebesar 1.500 Bq/L atau 1/7 dari standar yang ditetapkan WHO untuk air minum (10.000 Bq/L).
Berdasarkan hasil sampling yang dilakukan rutin oleh pihak pengelola PLTN
Fukushima Daiichi, diperoleh nilai konsentrasi tritium dalam air limbah di bawah nilai batas yang telah ditetapkan di atas.
Bapeten menjelaskan, pelepasan tritium ke lingkungan merupakan suatu hal yang jamak terjadi dalam pengoperasian PLTN. Pihak Jepang juga telah menetapkan batas jumlah pelepasan tritium tahunan sebesar 22 Trilyun Bq/tahun, yang mana angka ini masih lebih rendah daripada rata-rata jumlah pelepasan tritium tahunan dalam pengoperasian PLTN di dunia.
Treated water atau air olahan merupakan air terkontaminasi yang telah menjalani proses pengolahan untuk menghilangkan berbagai kontaminan, kecuali tritium.
Keberadaan tritium di alam berasal dari produk dari reaksi nuklir antara molekul udara (Nitrogen dan Oksigen) dan sinar kosmik berenergi tinggi di dalam atmosfer.
Tritium merupakan zat radioaktif yang secara alami terkandung di air ledeng, air hujan, dan juga tubuh kita. Tritium dapat menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi langsung ke dalam tubuh dalam jumlah yang sangat besar. Lantaran radiasi beta yang dipancarkan dapat merusak jaringan lunak dan organ dalam tubuh manusia.
BERITA TERKAIT: