Mereka mengungsi karena menerima ancaman dari orang-orang yang diduga dari pihak PT KCMU.
Salah satu warga yang mengungsi adalah Nur Jaman atau Cak Nur. Ia memilih mengungsi karena mendapatkan kabar ada sayembara bagi yang dapat melukai dirinya dan warga lainnya akan diberikan hadiah tanah seluas 5 hektare per orang.
“Jika orang yang berhasil membacok saya masuk penjara akan diberikan jatah Rp5 juta per bulan. Isu itu yang beredar, sehingga saya dan keluarga mengamankan diri,” kata Nur Janah kepada
Kantor Berita RMOLLampung melalui sambungan telepon, Jumat (18/8).
Menurutnya, sengketa lahan ini sudah berlangsung sejak 1998, di mana PT KCMU mengambil lahan yang belum dijual, lahan yang dipinjam dan sekarang diambil alih perusahaan, dan lahan yang dibeli namun tidak sesuai dengan kesepakatan antara warga dengan PT KCMU yang kala itu dibeli tidak sampai Rp5 juta per hektare.
“Kami sudah lama melakukan upaya mediasi dengan PT KCMU, aksi demonstrasi di pemerintah daerah dan DPRD, namun tidak ada penyelesaian. Hingga kami berinisiatif menguasai lahan dan memanen sawit di lahan kami yang diklaim PT KCMU,” ujarnya.
Aksi menguasai lahan adalah bentuk protes terakhir dari masyarakat yang lahannya dirampas paksa oleh PT KCMU selama 30 tahunan. Sebelum melakukan aksi itu, Cak Nur mengaku sudah menginformasikan kepada pemerintah daerah.
“Tapi saat kami melakukan pemanenan datanglah orang dari PT KCMU, baik karyawan ataupun mitra sekitar 50 motor berboncengan, dan puluhan mobil datang ke kebun dan menyerang kami,” tuturnya.
Akibat insiden tersebut, puluhan warga terluka, 6 di antaranya harus memperoleh perawatan intensif maupun perawatan jalan akibat luka bacok dan terkilir saat menghindari serangan. Saat ini, Cak Nur menjelaskan, pihaknya tengah melakukan penggalangan dana untuk para korban ke nomor rekening BRI atas nama Nurjaman 761801006642531.
“Kami menggalang dana untuk pengobatan teman kami yang saat ini masih membutuhkan perawatan intensif, harapan kami baik ke pemerintah pusat, provinsi dan daerah dapat membantu merawat di rumah sakit,” ujarnya.
Lebih lanjut, Cak Nur berharap adanya penyelesaian atas permasalahan sengketa lahan tersebut. Ia meminta pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk menyelesaikan permasalahan lahan antara warga dengan PT KCMU.
“Saya berharap Kapolri agar turun tangan langsung menangani tragedi di kebun kelapa sawit ini yang hampir merenggut nyawa. Kami minta untuk diusut tuntas mafia tanah dan pajak yang ada di Pesisir Barat,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: