Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Cimol Gedebage, Rusdianto mengaku tutupnya pasar itu atas inisiasi dari para pedagang. Adapun penutupan Pasar Cimol Gedebage telah berlangsung selama dua hari.
"Ini kami inisiatif dari pedagang. Kalau pedagang eceran memang tidak ada larangan cuman karena ada dampak kemarin supaya masalah bisa reda makanya kami tutup, nanti akan buka lagi," ujar Rusdianto di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung, Rabu (22/3).
Selama dua hari tutup, Rusdianto belum mengetahui berapa jumlah kerugian yang dialami pedagang.
"Hidup di pasar ini tidak bisa dihitung angka (kerugian). Tapi kalau sehari tidak jualan sehari tidak bisa makan. Kita jualan tidak mencari penghasilan yang wah, yang penting bisa memperpanjang hidup saja," katanya.
Ia menjelaskan, terdapat 1.100 kios yang terpaksa tutup atas larangan perdagangan baju thrifting. Akibatnya, ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari perdagangan thrifting kebingungan.
Lebih lanjut, ia menerangkan, atas instruksi larangan perdagangan baju thrifting dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan, Zulfikli Hasan, para pedagang tidak mendapatkan suplai barang sejak 16 Maret 2023.
"Kami pedagang tidak ada suplai barang dari mereka (pemasok baju thrifting). Kami hanya menjual sisa barang sebelum kemarin tutup," terangnya seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
Rusdianto dan para pedagang berharap larangan perdagangan baju thrifting ini tidak berlangsung lama. Pasalnya, keberadaan baju thrifting ini mempunyai pangsa pasarnya sendiri begitu pun dengan baju lokal.
"Kalau dilarang harus ada batasnya. Ya ke pemerintah supaya pedagang pengecer jangan sampai tidak bisa berjualan supaya," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: