Fenomena La Nina Berdampak terhadap Pertanian, Pakar: Asuransi Pertanian Bisa Jadi Solusi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 09 November 2021, 03:52 WIB
Fenomena La Nina Berdampak terhadap Pertanian, Pakar: Asuransi Pertanian Bisa Jadi Solusi
Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti/Ist
rmol news logo Fenomena La Nina pada akhir tahun ini akan memberi dampak buruk terhadap sektor pertanian di Indonesia. Petani pun terancam gagal panen dan merugi.

"Adanya La Nina jelas akan berdampak terhadap sektor pertanian. Fenomena La Nina menyebabkan turunnya suhu udara sehingga menyebabkan curah hujan di Indonesia cukup tinggi," kata pakar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, Senin (8/11).

Lanjut Prof Sucihatiningsih, sistem pertanian di Indonesia masih sangat bergantung pada cuaca. Karena itu curah hujan yang tinggi tentu akan berdampak negatif bagi pertanian.

"Lahan pertanian akan rentan mengalami kerusakan dan mengakibatkan gagal panen akibat banjir. Tanaman akan rentan terkena serangan penyakit. Akibatnya risiko petani mengalami gagal panen dan kerugian sangat tinggi," jelasnya, dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Namun, lanjut Prof Sucihatiningsih, meskipun memberikan dampak negatif bagi sektor pertanian, La Nina juga memberikan dampak positif berupa ketersediaan air yang melimpah. Sehingga lahan pertanian bisa mengalami perluasan penanaman dan tidak akan rentan kekurangan air.

"Meskipun demikian, fenomena La Nina tetap menjadi ancaman bagi sektor pertanian," tegasnya.

Untuk para petani, Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan beberapa langkah antisipasi dalam menghadapi fenomena La Nina, mulai dari irigasi sampai asuransi pertanian. Menurut Prof Sucihatiningsih, langkah-langkah tersebut patut diapresiasi.

"Langkah-langkah yang telah disiapkan pemerintah patut diapresiasi karena demi menyelamatkan para petani dari ancaman kerugian akibat La Nina," katanya.

Jika kita melihat program yang dicanangkan pemerintah, sambung Sucihatiningsih, tentu  sangat membantu para petani. Namun implementasinya bukanlah suatu hal yang mudah. Mengingat karakteristik petani yang beraneka ragam. Ada yang langsung sigap dan tanggap dan ada juga yang belum tanggap terhadap program yang dicanangkan.

"Terlebih lagi, terkadang program yang ditawarkan perlu disosialisasikan secara optimal agar diketahui oleh para petani. Program yang dicanangkan juga harus dipastikan benar-benar tepat sasaran sehingga manfaat yang diharapkan dapat terwujud," jelasnya.

Kendati demikian, tambah Sucihatiningsih, program asuransi pertanian menurutnya adalah program yang sangat menjanjikan dan akan dapat menolong para petani ketika terjadi gagal panen. Apalagi pemerintah telah memberikan subsidi terhadap premi asuransi sehingga akan lebih meringankan petani dalam membayar premi.

"Asuransi pertanian juga dapat menjadi solusi bagi para petani yang mengalami gagal panen dengan modal yang menipis. Saat terjadi gagal panen, petani tidak perlu khawatir, karena dapat melakukan klaim asuransi sehingga akan memperoleh ganti rugi yang dapat digunakan untuk modal memulai usaha pertanian kembali. Jadi jelas bahwa asuransi pertanian akan sangat membantu petani ketika terjadi gagal panen saat badai melanda," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA