Harga gabah kering merosot dari Rp 4.800 per kilogram menjadi Rp 4.300 kilogram per kilogram.
“Kondisi ini terus berulang setiap musim panen,†kata Zulkiram, salah satu petani di Kuala Batee, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Kamis (11/2).
Padahal, kata Zulkiram, petani harus mengeluarkan modal besar untuk biaya produksi, membeli pupuk, bibit, obat-obatan maupun ongkos kerja yang tinggi. Sehingga, dengan turunnya harga gabah membuat petani di Abdya merugi.
Para petani, kata Zulkiram, tak memiliki daya tawar. Mau tak mau, meski harga rendah, mereka harus menjual gabah yang baru dipanen untuk biaya hidup.
Zilkiram mengatakan seharusnya Pemerintah Abdya mampu mengatasi penurunan harga gabah setiap memasuki musim panen raya.
"Apalagi, daerah ini memiliki pabrik modern sehingga agen tidak bisa memanipulasi harga gabah," tandasnya.