Gelandang yang merupakan seorang pria berambut warna putih itu sempat ditemui Risma di daerah Thamrin, Jakarta Pusat beberapa lalu.
Kantor Berita Politik RMOL pun akhirnya dapat berjumpa dengan pria tersebut di sekitar lapak usaha es kelapa yang sempat viral di media sosial.
Pria tersebut bernama Nursaman atau biasa dipanggil Nur, lahir pada 20 Desember 1951, di Indramayu.
Redaksi menemui Nur di Jalan Minangkabau Timur, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (7/1).
Dalam pengakuannya, Nur mengaku dihampiri oleh seorang ibu-ibu yang menggunakan baju berwarna putih saat ini baru bangun dari tidur di depan ruko di daerah Thamrin pada Senin pagi (4/1) sekitar pukul 9.00 WIB.
Awalnya, Nur mengaku tidak kenal dengan sosok ibu-ibu yang menghampirinya. Ibu tersebut kata Nur, tidak bertanya apa-apa terhadap dirinya.
"Itu saya kan lagi tidur pakai kardus, terus datang yang pakai baju putih kayanya Bu Risma, tapi kan saya gak kenal. Dia ngelongok doang, gak ngobrol gak apa, saya mah diam aja," ujar Nur.
Saat dihampiri Risma, lanjut Nur, dirinya mengaku kaget karena tidak kenal dengan sosok yang menghampirinya dengan pengawalan dari petugas.
"Ya kaget ya, saya kan gak kenal, ngapain tuh orang. Teman-teman pada bilang, 'itu Menteri Surabaya Bu Risma', Menteri Surabaya? Dia lagi main apa lagi kunjungan di sini? 'mau jadi menteri di sini di Jakarta'. Oh ya udah saya gak ngerti, gak panjang lebar saya," jelasnya.
Padahal kata Nur, jika dirinya diajak ngobrol, maka ia akan meminta bantuan untuk usahanya.
"Gak nanya-nanya, kalau dia nanya sama saya, saya minta modal, minta kompresor lah buat nambal ban," katanya.
Nur pun mengaku tidak diajak ke penampungan oleh Risma. Melainkan, diajak oleh anak muda yang bareng sama Risma untuk ke penampungan di Bekasi, Jawa Barat.
"Anak buah yang muda, 'bapak ayo tinggal di sana di Bekasi. Di sana makan ada, ngerokok kopi bebas di penampungan', saya gak mau, gak maulah, sebebas-bebasnya di penampungan kan enakan bebasan di sini, yang penting saya gak nyolong, gak jambret gak ngerampok gitu," terangnya.
Sementara itu, Nur mengaku sudah tiga kali ke Jalan Thamrin hanya untuk mencari kardus yang dibuang oleh perkantoran di sekitar sana.
"Sudah tiga kali ke situ. Orang kantor kan kadang-kadang buang kardus tuh, buang kertas-kertas. Kadang-kadang tidur di situ. Jual ke Manggarai ada lapak," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: