Kedatangan mereka adalah untuk meminta Gubernur Anies Baswedan agar membuka kembali tempat hiburan malam yang hingga kini masih ditutup akibat Covid-19.
"Mau sampai kapan usaha hiburan ditutup? Tidak ada perhatian dari pemerintah baik Pemprov maupun Pusat kepada kami (pengusaha hiburan dan karyawan hiburan)," ujar Ketua Umum Asphija, Hana Suryani, di Balaikota, Selasa (21/7).
Hana menilai, pemerintah tidak adil dan tidak memberikan solusi yang jelas. Padahal pengusaha dan karyawan hiburan sangat siap dengan protokol kesehatan yang sudah ada dan sudah disepakati bila diizinkan beroperasi kembali.
"Imbauan dan diskusi tidak pernah diciptakan dalam rangka mencari solusi terbaik buat semua pihak. Yang ada usaha hiburan selalu disudutkan oleh tuduhan negatif tentang pelanggaran yang kami tidak perbuat, karena usaha kami saja belum buka," terangnya.
Imbas dari penutupan hiburan malam, kata Hana, puluhan ribu karyawan menjadi pengangguran dan kelaparan, serta keluarganya mengalami kesusahan.
Bahkan ada yang tidak sanggup membayar sewa rumah. Hingga diusir dari kontrakan karena tidak bisa membayar karena tidak ada pemasukan.
"Pengusaha-pengusaha sudah rugi dan gulung tikar. Banyak pengusaha yang sudah tidak mampu membayar sewa gedung dan rukonya sehingga harus menutup tempat usahanya," sambungnya.
"Di mana keadilan buat kami? Kami hanya disuguhkan dengan kepanikan dan kecemasan. Justru ini yang membuat kami tidak sehat. Ada 94 persen pasien Covid-19 bisa sembuh, lalu bagaimana nasib puluhan ribu karyawan yang kelaparan?" tutupnya.
BERITA TERKAIT: