Menurut Yana, banyak pelajaran yang bisa diambil dari penerapan PSBB di DKI Jakarta. Di antaranya harus meningkatkan ketegasan dalam penegakan kedisiplinan.
“Saya minta, kalau ada warga yang mau masuk ke Kota Bandung tanpa masker atau sarung tangan untuk pengendara kita tolak. Soalnya dia belum sadar, masker bukan untuk dia sendiri tapi buat orang lain. Karena menghindarkan dia tertular atau bahkan menulari orang lain,†tutur Yana di Kota Bandung, Rabu (22/4).
Yana juga sudah merasakan sendiri melewati fase karantina saat dinyatakan positif Covid-19. Menurutnya, menjadi sebuah keajaiban tersendiri ketika mampu bangkit dan berjuang melawan Covid-19.
“Saya agak keras karena merasa, cukup saya yang merasakan beratnya melawan virus corona ini. Karena terasa hidup dan matinya. Kalau tidak pakai masker, berarti dia tidak sayang sama dirinya, keluarganya, dan masyarakat lain,†tegas Yana, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.Yana menuturkan, waktu 14 hari bisa menjadi efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Karenanya, pelaksanaan PSBB ditetapkan selama 14 hari. Namun, tingkat keberhasilannya tergantung pada kedisiplinan masyarakat dalam membatasi aktivitas.
“Selama 14 hari itu memutus masa inkubasi virus. Kalau virus tidak menemukan inang untuk dihinggapi, insyaAllah akan mati sendiri. Itulah kenapa harus 14 hari masa inkubasi, karena sekarang semakin banyak orang tanpa gejala, itu semakin bahaya karena kita juga tidak pernah tahu orang itu positif atau tidak,†bebernya.
Yana sangat berharap, PSBB di Kota Bandung hanya berlangsung 14 hari. Namun apabila masyarakat kurang disiplin dan penyebaran terus menunjukkan peningkatan, maka PSBB berpeluang diperpanjang.
“Saya mohon, humanis tapi tegas. Karena kalau sampai hari ke-13 ada orang nyeleneh justru menulari, itu (PSBB) harus diperpanjang. Makanya ini mari sama-sama serempak jangan sampai diperpanjang,†ungkapnya.