Kompetisi ini berlangsung dari 25 Februari hingga 15 Desember lalu dan akan dinilai oleh dewan juri tetap yang terdiri dari Jaya Suprana, Arbain Rambey, dan Darwis Triadi yang dilaksanakan di Balairung Jaya Suprana pada Kamis besok (19/12).
Adapun lomba ini memperebutkan hadiah uang tunai dengan total Rp 35 juta. Untuk hasil penilaian sendiri terdiri dari 3 pemenang dan juara favorit, yang dipilih berdasarkan dukungan terbanyak di media sosial.
"Semangat kebanggan nasional merupakan energi utama penggerak mekanisme pembangunan bangsa dan negara," ujar pendiri dan Ketua Umum MURI, Jaya Suprana seperti keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/12).
Dengan lomba ini, diharapkan dapat menjadi apresiasi, wadah berkarya, dan membangun afiliasi dengan masyarakat yang terlibat, termasuk dengan media.
MURI sendiri didirikan pada 27 Januari 1990 di kawasan perindustrian Jamu Jago, Srondol, Semarang atas prakasa dari Jaya Suprana dan dukungan dari kelompok perusahaan Jamu Jago.
MURI kemudian dikembangkan oleh Aylawati Sarwono dengan dukungan laskar pejuang yang terdiri dari para tata laksanawan profesional yang tergabung di Institut Prestasi Nusantara.
Tujuannya tidak muluk-muluk, yaitu untuk menjadi lembaga yang menyatupadu pada kehidupan masyarakat Indonesia yang bangga atas prestasi superlatif karsa dan karya peradaban serta kebudayaan bangsa Indonesia.
Fungsinya sebagai lembaga pencatat rekor juga menginspirasi negara-negara lain yang ikut mendirikan lembaga yang serupa.
BERITA TERKAIT: