Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, untuk digital video broadcast dibutuhkan sebanyak 553 unit namun yang saat ini hanya 261. Termasuk alat seismograf atau sensor getaran, auksanometer dan lainnya.
"Begitu pun sarana untuk evakuasi. Ini kan hanya memberikan peringatan, BNPB menyampaikan. Setelah masyarakat mendengar informasi mau lari ke mana, tidak ada rambu-rambu kebutuhan seperti ini. Jalan evakuasi masih banyak kekurangan-kekurangan," jelasnya di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya, Jakarta, Rabu (26/12).
Sutopo mengakui jika masih banyak hal yang harus disempurnakan, khususnya infrastruktur pendukung Indonesia early warning system.
"Tetapi yang paling berat adalah aspek kultural. Jadi bagaimana peringatan tadi, bagaimana ancaman tsunami itu menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia," katanya.
Dia menambahkan, semua pihak harus bercermin atas kejadian tsunami Selat Sunda. Di mana, telah menerjang tempat-tempat yang sangat strategis.
"Industri strategis ada di sana menjadi kawasan industri, menjadi daerah pengembangan kawasan ekonomi khusus dan sebagainya. Namun kalau kita lihat mitigasinya masih kurang, tata ruang juga demikian," demikian Sutopo.
[wah]