Tidak Perlu Gagah-Gagahan, Dekati Rakyat Papua Dengan Hati

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 11 Desember 2018, 19:52 WIB
Tidak Perlu Gagah-Gagahan, Dekati Rakyat Papua Dengan Hati
Diskusi dana otsus Papua/RMOL
rmol news logo Penggunaan nama kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis bersenjata (KSB) di Papua adalah dua hal berbeda.

Demikian disampaikan tokoh masyarakat Papua Ambassador Michael Menufandu usai mengisi diskusi bertajuk 'Exit Strategy, Menyongsong Berakhirnya Dana Otsus Papua Tahun 2021' di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/12).

Menurutnya, perbedaan mendasar terletak pada wewenang institusi negara yang kerap menggunakan istilah tersebut di Papua.

"KKB itu istilah yang dipakai oleh polisi. Supaya bisa anggap ini kejadian-kejadian kriminal jadi pakai KKB," kata Menufandu.

Sedangkan nama KSB seringkali digunakan oleh TNI.

"Kalau disebut separatis itu berarti harus militer. Sedangkan militer dilarang," ujar Menufandu.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah menyederhakanan istilah-istilah tersebut dalam menghadapi rakyat Papua.

"Oleh karena itu sebenarnya adalah kemampuan leadership untuk menjelaskan hal yang positif. Tapi menghadapi rakyat yang sederhana dan itu tidak perlu harus gagah-gagahan, dekati mereka dengan hati dan pikiran yang jernih," jelas Menufandu. [wah]  

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA