Diterangkan Kepala Dinkes Jatim dr. Kohar Hari Santoso, pada tahun 2016 pihaknya peristiwa pemasungan sebanyak 716 kasus. Kemudian tahun 2017 turun menjadi 757 kasus dan tahun ini kembali naik menjadi 888 kasus per November 2018.
Penyebab terjadinya gangguan kejiwaan yang berbuntut pemasungan ini beragam. Diantaranya, faktor himpitan ekonomi dan keinginan yang tidak terpenuhi. Akibatnya mereka berperilaku agresif bahkan membahayakan.
“Jumlah kasus pemasungan tertinggi terjadi pada tahun 2014 lalu, dimana ada 2500 sampai 3000 kasus, sedangkan tahun-tahun ini sudah menurun di angka ratusan," kata Kohar seperti dilansir
RMOL Jatim.
Kohar menyebut, kasus pemasungan memang menjadi perhatian utama Dinkes Jatim. Pihaknya juga sinergi dengan Dinas Sosial serta pendekatan pendidikan dan agama.
"Poinnya, pendekatan dengan berbasis masyarakat supaya kasus pasung bisa ditekan," terang Kohar.
Beberapa daerah yang kasus pasung masih banyak dijumpai. Diantaranya kabupaten Bangkalan, Kabupaten Probolinggo dan Lumajang. Bahkan di Bangkalan dan Probolinggo terjadi lebih dari 100 kasus. sedangkan Lumajang ada 70 kasus, Sampang 66 kasus dan Jember 60 kasus.
“Mereka yang mengalami gangguan jiwa berasal dari beragam usia," tandas Kohar.
[yls]
BERITA TERKAIT: