Dalam pementasan di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat malam (2/11), istri Menhub Budi Karya Sumadi itu berperan sebagai Dewi Sudaksina, istri Prabu Matswapati.
Menurut Endang, acara tersebut merupakan pengalaman pertama bagi dirinya. Ia tak menyangka aksi panggung pertama bisa memukau sejumlah penonton.
"Saya sangat antusias apalagi latihan sudah sampai empat kali. Tantangannya tentu saya harus mengetahui dan watak apa yang harus dimainkan," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (3/11).
Endang menambahkan pagelaran wayang orang bukan untuk kalangan orang tua. Bagi generasi milenial juga bisa membuat pagelaran wayang orang menurut versi era kekinian.
Menurutnya, cara tersebut bagian dari pelestarian budaya bangsa. Sebab wayang orang memiliki filosofi yang mendidik kehidupan sehari-hari.
"Melestarikan wayang orang yang asli dari kebudayaan Indonesia juga menjadi sebuah wujud agar kesenian ini tidak punah begitu saja," ujar Endang.
Tak hanya menjaga kelestarian budaya, Endang menjelaskan, kesenian wayang orang ini juga sebagai salah satu program pemerintah guna menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
"Saya ingin terlibat di sini karena ingin memberikan contoh kepada kaum muda untuk sama-sama kita melakukan pelestarian budaya bangsa dan ikut mempromosikan kekayaan tanah air," katanya.
Dia meyakini, masih banyak generasi saat ini yang mau menyaksikan pagelaran wayang orang secara langsung. Bahkan wisatawan yang pada akhirnya memilih menghabiskan waktunya menyaksikan budaya tradisional ini.
"Saya harap para pemain wayang orang tetap akan menjalankan tugasnya," pintanya.
Lakon Adeging Nagari Indraprasta ini disutradari Mudjo Setiyo sekaligus penulis naskah, dan koreografer Nanag Ruswandi, serta dalang Undung Wiyono, kemudian para parawit dari Sanggar Bharata, dan para pengemudi Blue Bird, di bawah naungan Paguyuban Seni Budaya Indonesia (SBI).
Adapun para pemeran Adeging Nagari Indraprasta ini yakni Endang Purnomo sebagai R.Kumbalwati, Exacty Sukamdani sebagai Dewi Khunti, Noni Sri Aryati Purnomo sebagai R. Arjuna dan Hendardji Soepandji sebagai Begawan Abiyasa, serta diperkaya dengan sentuhan kekinian yang dapat dilihat dari kostum, tata panggung, dan aransemen musik modern.
[nes]
BERITA TERKAIT: