Selain Sekda Jabar, hadir juga Walikota Bandung, Oded M. Danial; CEO RMOL Grup, Teguh Santosa; Kapendam III/Siliwangi, Letkol Arh GTH. Hasto Respatyo; Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Jabar, Kompol Santi Gunarni, dan tamu undangan lain.
Sekda Jabar dalam sambutannya mengatakan, peran media terutama media online dalam membentuk pola pikir masyarakat sangatlah vital, apalagi di era baru ini terdapat penggeseran perilaku masyarakat dalam mencari berita terbaru.
"Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih memilih membaca berita di situs media online dibanding media cetak," sebut dia.
Namun, pengaruh media online yang dibawa kepada masyarakat tidak lepas dari efek negatif, karena tidak sedikit juga ditemukan media-media online yang berisi isu provokatif, SARA, bahkan hoax, yang tentunya mengganggu stabilitas sosial politik khususnya di Jabar.
Sekda Jabar mengutip hasil survei Mastel pada tahun 2017 tentang wabah hoax nasional, bentuk hoax yang paling sering diterima masyarakat adalah dalam bentuk tulisan sebesar 62,1 persen, dan diterima sebanyak 34,9 persen melalui situs website.
Kemudian jenis berita hoax yang paling sering diterima masyarakat sebesar 91,8 persen terkait isu sosial politik (Pilkada dan pemerintah), dan isu SARA sebesar 88,6 persen.
"Hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat pada tahun 2019 mendatang bangsa Indonesia akan dihadapkan pada dua hajat besar yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, tentunya dengan tensi politik yang diperkirakan akan meningkat sacara signifikan," terang Sekda Jabar.
[rus]
BERITA TERKAIT: