“Alhamdulillah kita sudah memiliki batik khas daerah merupakan identitas kita sendiri yaitu batik motif duren belah, yang tentunya memiliki filosofi kedaerahaan," terang Seniman Kota Lubuklinggau Armada Mandala Simapera seperti dilansir
Kantor Berita RMOLSumsel, Selasa (2/10).
Mada, sapaan akrab Armada Simanpera, menceritakan, batik bermotif duren belah awalnya merupakan ide yang tercetus secara spontan dari Hj Yetti Oktarina Prana. Durian sendiri memang mudah didapati di Kota Lubuklinggau, karena beberapa kelurahan merupakan penghasil duren.
Adapun makna atau filosofi dari batik duren yang kini mulai booming tersebut, yakni duren terbuka berjumlah 4 melambangkan Kota Lubuklinggau yang terbuka untuk semua suku, adat, budaya, ras dan agama. Jumlah 4 duren itu juga melambangkan awal mula Kota Lubuklinggau yang memiliki empat kecamatan.
Kemudian, terdapat 72 duri buah duren melambangkan jumlah kelurahan di Kota Lubuklinggau.
Adapun motif empat lembar daun, melambangkan perkembangkan jumlah kecamatan dari empat bertambah empat dan kini menjadi 8 kecamatan, dan diharapkan dapat terus berkembang .
Selanjutnya terdapat podong atau putik duren yang berlawanan arah yang melambangkan Kota Lubuklinggau sebagai kota perlintasan.
[yls]
BERITA TERKAIT: