Kakorlantas Polri, Irjen Pol. Refdi Andri mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kecelakaan maut itu.
"Kalau kita lihat, faktor penyebabnya adalah akumulatif, yakni lalainya pengemudi, faktor jalan, kendaraan yang tidak laik dan lalainya pemilik angkutan, bahkan bisa juga penyelenggara dari bus," kata Refdi dalam keteranganya, Sabtu (15/9).
Mantan Kepala Biro Provesi dan Pengamanan Polri (Karo Provost) itu memaparkan contoh beberapa solusi yakni salah satunya harus dibuat prosedur tetap mekanisme kesadaran akan keselamatan. Seperti dalam hal penerbangan, dimana pramugari akan memperagakan protap-protap keselamatan di dalam pesawat.
"Dari mekanisme protap seperti ini nantinya ada Informasi yang disampaikan oleh petugas, baik informasi perjalanan maupun informasi tentang keselamatan dalam menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam peraturannya, sebuah perusahaan angkutan itu harus memberikan sebuah jaminan. Jaminan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan jaminan informasi perjalanan," jelasnya.
Selain itu, Refdi memberikan saran agar di setiap bus angkutan umum, khususnya angkutan pariwisata harus ada alat seperti blackbox dalam pesawat sehingga dapat mengetahui segala informasi kendaraan tersebut dalam menempuh perjalanan.
"Alat ini akan sangat berguna, karena nantinya dapat memberikan rangkuman segala informasi tentang kendaraan yang berjalan dan terjadi sesuatu yang membahayakan," pungkasnya.
Dalam rapat bersama ini, mereka bersepakat dan berkomitmen untuk memperbaiki kinerja dari semua aspek atas terjadinya kecelakaan di Cikidang. Tidak hanya dari kepolisian dan kementerian perhubungan saja, tetapi juga para stakeholder dan seluruh elemen masyarakat yang berkepentingan menjaga keselamatan berlalu lintas.
Termasuk solusi penanganan rawan kecelakaan seperti ramp check, black box, dan kompetensi pengemudi. Menjadi perhatian serius dalam perbaikan manajemen ke depan.
[rus]
BERITA TERKAIT: