Mereka menuntut salah satu perusahaan aplikasi transportasi yang jadi sponsor Asian Games itu mengembalikan tarif minimal Rp 3.000 per kilometer. Selain itu, mereka juga meminta pemerintah untuk ikut turun tangan dan mengambil peran menekan pihak perusahaan transportasi tersebut. Rencananya demo yang akan digelar di Jakarta dan Palembang akan diikuti oleh 2 juta pengemudi Ojol.
Menanggapi rencana demo tersebut, anggota Komisi V DPR, Jhonny Allen Marbun mengimbau kepada para pengemudi Ojol untuk mengurungkan niat mereka melakukan aksi demo saat pembukaan Asian Games 2018. Karena jika aksi tersebut dilakukan, maka nama Indonesia akan tercoreng di dunia internasional.
"Pada
event tersebut, seluruh atlet dari negara-negara Asia akan datang menuju Indonesia. Bahkan tak hanya atlet, para turis dan supporter juga diprediksi ikut datang menyemarakkan event empat tahunan," jelasnya
Lebih tegas, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Mohammad Iqbal memastikan tidak akan mengeluarkan izin demo saat pembukaan Asian Games 2018. Kepolisian juga bakal menjalin komunikasi dengan pihak Ojol karena dengan dipercayanya Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia itu merupakan sebuah kehormatan.
Sementara itu Kepala Keamanan rencana Aksi 188, Ari menegaskan bahwa Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) mendukung pelaksanaan dan perayaan Asian Games 2018.
"Garda tidak berdemo malah Garda ikut mendukung perayaan Asian Games dan menghormati NKRI," ujarnya melalui siaran pers, Senin (30/7).
Menurut Ari, pada aksi 188 nanti pihaknya hanya meminta kepada aplikator untuk mengembalikan tarif sebesar Rp 3 ribu/km. Selain itu mereka juga menuntut aplikator memperhatikan nasib pengemudi ojol jika terkena musibah.
“Aksi 188 ini hanya ingin menagih janji pemerintah saat aksi 273 yang diterima presiden dan aksi 234 di DPR di mana semua tuntutan dan permintaan Garda untuk aplikator dimentahkan," pungkas Ari yang juga yang juga Ketua Umum TEKAB.
[wid]
BERITA TERKAIT: