Warganet Cuekin Ajakan Sandi 'Gencatan Senjata'

Tetap Kritik Tiang Bendera Bambu

Kamis, 19 Juli 2018, 09:21 WIB
Warganet Cuekin Ajakan Sandi 'Gencatan Senjata'
Foto/Net
rmol news logo Kritikan dan sindiran yang dilontarkan warganet terkait tiang bendera Asian Games yang menggunakan bambu membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno angkat suara. Sandi meminta kritikan tidak melebar, sehingga mengganggu persiapan Asian Games.

Bahkan, Sandi mengajak warganet un­tuk gencatan senjata untuk beberapa bulan saja. Setidaknya hingga acara Asian Games selesai.

"Please-lah, gencatan senjata dululah. Satu setengah bulanlah sampai September kita pas­tikan nggak bicara lain selain Asian Games," terang Sandiaga kepada wartawan, kemarin.

Seharusnya, kata Sandi, netizen mendu­kung upaya yang dilakukan warga dalam memeriahkan pagelaran Asian Games supaya lebih meriah walaupun hanya menggunakan alat-alat seadanya. Bukan malah diejek dan dikritik tajam.

Apalagi, perintah untuk memeriahkan Asian Games juga digembar-gemborkan Presiden Jokowi agar ada animo masyarakat dalam menyambut pembukaan Asian Games. "Pak Presiden nganjurin demam (Asian Games). Mestinya kan diapresiasi, eh diledek-ledekin. Anda jangan 'julid' (nyinyir)," kata Sandiaga.

Rupanya ajakan Sandi untuk gencatan sen­jata tak dihiraukan warganet. Baik di kolom media online komentar maupun di twitter, netizen masih melakukan serangan kepada Sandi dan pemerintah DKI Jakarta.

"Nyata ingin perbaikan bukan fiksi yang tunjukan, kritik dengan nyinyiran itu biasa tapi nyinyiran berdasar fiksi itu luar biasa gagal. Woi," serang akun Ipikdan.

Serangan berikutnya datang dari akun Genesis Smith. Dia menganggap komentar Sandi yang menuding julid hanya untuk menghindari kesalahannya sendiri sebagai pemimpin.

"Haha.. Ngeles mulu.. Trus karena parti­sipasi masyarakat trus dibiarin pake bambu gitu? Kenapa pemda gak ganti dengan besi? Musti dikritik dulu baru bergerak? Memang gabener sekarang gak kreatif. Memalukan," kritiknya.

Akun Fania Rahma mengatakan kalau di kampung-kampung pasang tiang bambu be­gituan atas inisiatif warga sendiri masih boleh lah masuk akal. Tetapi saat ini jalan protokol. Jalan utama yang semua orang bisa liat.

"Emang warga berani pasang sembarang di tengah jalan begitu? Please deh seeng­gaknya kalau emang bener dimodalin warg­anya kek. Ini menyangkut harga diri bangsa. Mikiiiiirrrrrrrr," sindir dia.

Sementara netizen lain kurang mempercayai jika pemasangan bendera dengan bambu mur­ni aspirasi dan keinginan dari warga setempat. Akun Tombo 1.000 mengatakan, pernyataan Sandi hanya untuk pembelaan diri, makanya skenarionya bilang warga yang masang. "Masalahnya ada ga warga mengakui yang memasang. Wkwkwkwk," katanya ditimpali akun K0pl4k. "Wkwkwk.. Kok gw ngga yakin ya warga ini beneran mau pasang bendera. Untuk makan aja susah, mikirin bendera."

Netizen dengan akun Michael Darmawan juga tidak meyakini jika yang memasang ben­dera itu adalah warga. "Kalo bendera negara piala dunia, warga kemungkinan punya. Kalo bendera negara Asean, kemungkinan besar warga tidak mempunyai bendera tersebut," ungkapnya.

Senada, akun Kristiawan mengatakan warga cuma punya bendera merah putih buat 17an. Kalaupun ada bendera MU & Barca. Mana ada warga yang punya bendera negara asia lain (yang jumlahnya 40 lebih?), komplit pula. "Boong mbok ya kira-kira," tuding dia jika Sandi berbohong.

"Kalau punya bendera harusnya ada angga­ran untuk beli tiang yang layak. Masalahnya, apakah bendera-bendera peserta Asian Games itu punya warga? Gak mungkinlah," aku akun udinesia yang dibenarkan akun Ari Setiawan. "Hebat ya, rakyat bisa punya bendera negara seperti Uzbekiztan, Kazak, Nepal, Bhutan dll... Kalo mau boong logikanya dibetulin dulu deh."

Lebih lanjut, akun Komen Komenan juga mengungkapkan ketidak percayaannya kepada Sandi jika pemasangan bendera karena inisiatif warga Jakarta. "Ngga percaya kalau warga pakai uang sendiri buat gini-ginian... Ini pasti ada black campaign, warga ngga akan melaku­kan ini. Ini pasti ada salah arahan. Ini justru ingin menjatuhkan Jokowi.. Bagi sekelompok orang ini, kegagalan Asian Games adalah tamparan bagi pemerintah, dan mereka ingin mengganti presiden, hati-hati lah."

Berikutnya, akun Ali babah menyarankan kepada Sandi untuk mengakui jika yang me­masang bendera dengan bambu dibelah itu adalah penyelenggara. "Ngaku sajalah yang pasang itu dari pihak penyelenggara....... Warga dapat bendera dari mana? Bohongi anak kecil saja bro," sarannya.

Gencatan senjata Sandi juga tak dihirau­kan warga twitter. Akun Obat Merah @ Yan_Gamba meyakini jika warga tidak mung­kin menginisiasi pemasangan bendera Asian Games. "Warga? Disuruh bayar iuran sampah sebulan 15 ribu aja pada kucing-kucingan. Ini pada mau ngeluarin duit beli bambu sama bendera-bendera? Wkwkwkkw."

Kritikan lebih tajam juga dikatakan oleh akun Beni Axl @beni_axl. Dia bilang, men­gapresiasi kegiatan masyarakat sih bagus aja, tapi harus dilihat dulu dong evennya. "Kalau cuma penyambutan lo mau datang ke kampung-kampung sekitar Jakarta sih setuju aja pake umbul-umbul tiang bambu.. Event in­ternasional kok sekelas antar RT," sentilnya.

"Kalau itu warga yang pasang maka perlu diapresiasi semangatnya, tapi kalau pakai bambu yang dibelah, tidak harus seperti itu juga karena bambunya tidak kuat nahan angin. Ini bendera negara orang (tamu) kalau mereka lewat, lalu benderanya di tanah karena bam­bunya patah gimana dong?," ujar akun samuel woriwun @sammywori.

Seharunya, sambung akun fullest @jump2­nov pemprov bisa insiatif menawarkan ban­tuan untuk penyediaan tiang yang lebih bagus & layak daripada potongan bambu.

Dari sekian banyak netizen yang ogah melakukan gencatan senjata, akun dotkepik @YanniPramono nampaknya menerima ta­waran Sandi. Bahkan, dia terkesan membela. "Kenapa dengan Bambu??? Bambu lebih berharga dari harga nyinyiran, Bambu runcing lebih terhormat dari mulut runcing Bambu se­lalu bangga dengan yang ia bisa sumbangkan untuk negara, apa yang bisa dibanggakan dari anda sebagai warga negara?? Berbesar hatilah sepeti bambu @sandiuno," belanya.

Begitupun dengan akun Risa Andriana Putri @risandriana yang menganggap pihak yang mengkritik dan menyindir hanya ingin menjelekan DKI Jakarta. "Selalu aja diny­inyirin setiap berita apapun tentang pemprov Jakarta. Giliran yang satunya mau jelek juga tetep aja ditinggi-tinggiin. Hadeh," katanya mengingatkan.

Terakhir, akun Eldina Fatimah @eldina_fa­timah mengingatkan kepada pihak yang mengkritik agar berpikir panjang. "Jangan iri dengki bin sirik. Coba sana dinyinyirin soal reklamasi yang merusak teluk Jakarta. Soal tiang bendera aja kamu heboh. Iri Anis Sandi nbah ilmu ke luar negri. Soal reklamasi gak ngebacot," tutupnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA