"Di tempat wisata, supir tidur di tempat yang kurang layak, seperti di ruang bagasi bus, dalam bus atau di lapangan terbuka," kata Djoko saat dihubungi, Senin (12/2).
Padahal, lanjut Djoko, terkadang para sopir bus tersebut mengemudi selama hampir 24 jam yang menyebabkan kondisi fisiknya menurun.
Sebaiknya, dia menyarankan tempat-tempat wisata menyediakan ruang khusus bagi para sopir untuk memulihkan kondisi fisiknya.
"Supaya kondisi fisik pengemudi bisa pulih dan tidak mudah ngantuk ketika mengemudi karena tidak mendapat waktu istirahat yang cukup," harap Djoko.
Merujuk pada kecelakaan maut di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat. Kecelakaan disebabkan faktor manusia yang paling dominan, walaupun ada faktor lain seperti sarana, prasarana, dan lingkungan.
"Oleh sebab itu, perlunya investigasi oleh institusi yang telah ditunjuk, yakni KNKT," ujar Djoko.
Hasil tersebut sudah pernah direkomendasikan KNKT yang ditujukan ke Kementerian Pariwisata dalam hal membuat Standart Pelayanan Minimal (SPM) untuk Kawasan Wisata dan asosiasi perhotelan.
"Kepastian penyebab harus merujuk hasil investigasi KNKT yang sedang berlangsung," pungkas Djoko.
[rus]
BERITA TERKAIT: