"Kenali lingkungan sekitarnya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (8/2).
Tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti adanya retakan tanah, amblesan tanah, keluarnya mata air pada lereng, air sumur dan mata air tiba-tiba keruh, pohon dan tiang listrik miring, tembok bangunan dan pondasi tiba-tiba retak.
"Periksa adanya retakan tanah di bukit yang merupakan cikal bakal dari mahkota longsor. Saat hujan lebat waspadalah. Jika perlu mengungsi sesaat ke tempat aman," demikian Sutopo.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan hujan berintensitas tinggi akan berlangsung hingga Maret 2018. Adapun puncak hujan terjadi selama Februari 2018. Potensi bencana banjir, longsor dan puting beliung juga akan meningkat.
Selama tahun 2018, telah terjadi 275 bencana yang menyebabkan 30 jiwa meninggal dan hilang, 66 jiwa luka, 153.183 menderita dan mengungsi, 10.254 unit rumah rusak (1.315 unit rusak berat, 2.801 unit rusak sedang dan 6.138 unit rusak ringan), dan 92 bangunan fasilitas umum rusak.
Bencana longsor adalah bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia. Sejak 1 Januari 2018 hingga 7 Fabruari 2018, terdapat 19 orang meninggal dunia akibat longsor, sedangkan puting beliung 5 orang, banjir 3 orang, kombinasi banjir dan longsor 2 orang dan gempa 1 orang.
[rus]
BERITA TERKAIT: