"Setelah blueprint, kami lihat kontraktornya siapa. Harusnya dideteksi dengan perawatan yang berkala," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/1).
Menurut Setyo, semua bangunan pasti memiliki blueprint yang salah satunya menerangkan berapa lama kekuatan bangunan. Misalnya, sebuah bangunan bisa bertahan untuk jangka waktu 25 tahun. Kalau bangunan sudah ambruk sebelum batas waktu itu maka bisa menjadi bahan penyelidikan.
Biasanya, masih kata Setyo, setiap gedung dicek secara berkala sesuai prosedur standar operasi pengelola. Kejadian mezanin BEI yang roboh dapat diduga karena kurang pengawasan dari pengelola.
"Ada waktu tertentu dicek, enggak mungkin enggak dicek. Memang ini mungkin lolos pengamatan," ujarnya.
Mengenai korban musibah, Setyo pastikan mereka telah dibawa ke tiga rumah sakit terdekat.
"Korban dibawa ke tiga RS, di antaranya RS Siloam, Pertamina dan Mintohardjo," ujarnya.
Sementara itu, dalam keterangan pers, pengelola gedung menyebut perhatian utama pihaknya saat ini adalah penanganan para korban. Seluruh biaya perawatan dan pengobatan menjadi tanggung jawab pihak manajemen gedung.
Gedung BEI langsung ditutup bagi para penyewa dan pengunjung, sementara pihak pengelola fokus untuk melakukan evakuasi seluruh tenant dan pengunjung di kedua tower gedung. Namun perdagangan bursa saham pada lantai bursa tetap berjalan normal baik hari ini maupun seterusnya.
Pengelola gedung sedang menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari Puslabfor dan ahli struktur gedung untuk memastikan gedung dalam kondisi aman.
"Bagi pihak yang membutuhkan informasi lebih lanjut silakan menghubungi posko informasi yang berlokasi di lobi utama Gedung BEI," demikian isi pernyataan resmi Pengelola Gedung BEI.
[ald]
BERITA TERKAIT: