"Mengapa masih digunakan? Karena memang masih ada beberapa anggota jemaat yang mungkin nyaman untuk beribadah dan berdoa dalam bahasa Belanda," kata Pendeta Purboyo usai memberikan khotbah misa Natal di Gereja Immanuel, Senin (25/12).
Selain itu, kata Purboyo, seringkali ada pegawai Kedutaan Besar Belanda yang memilih beribadah di gereja yang telah dibangun sejak tahun 1835 itu.
Sementara salah satu jemaat Boudewijn Wijnand Van Pamellen (85) mengatakan, alasannya memilih misa di Immanuel untuk mengingat masa kanak-kanak.
"Saya dulu waktu kecil sering ke sini. Jadi ini seperti nostalgia. Bahasa Belanda ini seperti mengembalikan ingatan saya, nostalgia masa kecil," ujarnya.
Dalam misa Natal kali ini, Pendeta Purboyo dalam khutbahnya yang berjudul "Yang Tersaji Apa Adanya" menekankan bagaimana menciptakan damai bagi diri sendiri.
"Jika damai dari dalam diri secara otomatis bisa membagikan damai keluar," ujarnya.
Pantauan di lokasi, jumlah jamaat tidak seramai misa tadi malam, namun tidak mengurangi suasana kudus dan Natal yang meriah. Sekitar 60 menit, pendeta Purboyo menyampaikan khutbahnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: