"Erupsi secara visual teramati dari daerah Culik dan Batulompeh ke arah Barat-Barat Daya, asap kelabu-kehitaman tekanan sedang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Ini adalah erupsi kedua dari Gunung Agung dengan tinggi kolom abu lebih tinggi dari erupsi sebelumnya. Erupsi Gunung Agung pertama terjadi pada Selasa (21/11) dengan inggi asap kelabu tebal dengan tekanan sedang maksimum 700 m.
"Hingga saat ini
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih terus menganalisis erupsinya. Tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan dan vulkanik setelah erupsi hingga petang ini," ujar Sutopo.
Status Gunung Agung hingga saat ini tetap Siaga (Level 3). Tidak ada peningkatan status gunungapi.
PVMBG terus melakukan pemantauan dan analisis aktivitas vulkanik. Rekomendasi juga tetap yaitu agar tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 km ditambah perluasan sektoral sejauh 7.5 km ke arah Utara-Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Barat Daya.
Jelas Sutopo, masyarakat di sekitar Gunung Agung tidak panik atas erupsi sore tadi. Masyarakat telah banyak memperoleh informasi dan sosialisasi terkait Gunung Agung.
"Data pengungsi pada Sabtu siang tadi sebanyak 25.016 jiwa yang tersebar du 224 titik pengungsian," lanjutnya.
Masyarakat dihimbau tetap tenang. Jangan panik dan terpancing isu-isu menyesatkan. PVMBG akan terus memberikan informasi terkini.
BNPB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian/Lembaga, BPBD, SKPD, relawan dan semua unsur terkait akan memberikan penanganan pengungsi.
"Kondisi Bali tetap aman. Bandara Internasional Ngurah Rai masih aman dan normal. Pariwisata di Bali juga masih aman, selain di radius berbahaya di sekitar Gunung Agung yang ditetapkan PVMBG yang memang tidak boleh ada aktivitas masyarakat," demikian Sutopo.
[rus]
BERITA TERKAIT: