Khusus untuk kasus Iti Jayabaya, pengamat politik dari Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio justru memandang itu positif.
Menurutnya, memimpin sebuah daerah yang memiliki penduduk mayoritas miskin seperti di Lebak dibutuhkan sosok tegas yang merakyat. Iti, kata dia, bisa menggunakan gaya bahasa sehari-hari di Lebak yang keras agar perintahnya mudah dipahami.
"Lebak itu kan (bahasanya) keras. Mungkin sosok Iti justru diharapkan disana. Karena dengan marah-marahnya itu Lebak bisa lebih produktif," ujar Hendri, Kamis (2/10), seperti dilansir dari
Kantor Berita Pemilu.
Pengajar di Universitas Paramadina ini menjelaskan bahwa selama Iti bisa adil, bukan tidak mungkin dia akan kembali terpilih di Pilkada Lebak 2018. Apalagi, sambungnya, sikap marah yang ditunjukkan Iti beberapa waktu lalu itu dilakukan karena dia melihat ada pelanggaran yang dilakukan anak buahnya.
"Kalau dia adil, bukan tidak mungkin terpilih lagi, kemungkinan dia menang besar," sambungnya.
Sementara itu, Hendri juga menyinggung mengenai calon yang dibutuhkan Iti di Pilkada Lebak. Kata dia, Iti butuh sosok pendamping yang lebih komunikatif agar bisa mendatangkan investor bagi pembangunan Lebak.
"Butuh yang kalem tapi juga punya ketegasan," tutupnya.
Di Lebak ada sosok putra daerah yang cakap di bidang komunikasi. Dia adalah wartawan senior
Rakyat Merdeka, Dede Zaki Mubarok.
Dede Zaki dikenal sebagai sosok yang pandai bergaul dengan para investor dan pihak pemerintah. Terbaru, dia mengajak Kementerian Koperasi dan UKM ke perkampungan Suku Badui di Lebak untuk memberdayakan ekonomi suku asli Banten itu.
[rus]
BERITA TERKAIT: