Pelatihan diikuti jurnalis dari kedua negara yang akan berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas peliputan dan produksi.
"Join training ini jadi langkah awal IJTI untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di kawasan, termasuk perbatasan yang memiliki peran penting bagi Indonesia," kata Ketua Umum IJTI Yadi Hendriana saat pembukan pelatihan yang dihadiri menteri muda dan komunikasi Timor Leste, duta besar RI untuk Timor Leste dan direktur Salvador Institute.
Dewan Menteri Muda dan Komunikasi Timor Leste Matias Pretas Buavida menyambut baik kerja sama yang dijalin tersebut.
"Pelatihan jurnalis adalah program kami di Timor Leste. Peningkatan kapasitas jurnalis menjadi penting bagi Timor Leste dan akan menambah kerja sama yang erat antara Indonesia dan Timor Leste. Saya berharap hasilnya akan berdampak positif bagi kedua negara," ujarnya.
Senada disampaikan Dubes RI untuk Timor Leste Sahat Sitorus.
"Kami merasa ini kegiatan yang bisa berdampak baik bagi kedua negara. Kedutaan besar RI mendukung penuh kegiatan ini dan berharap bisa menjadi role model awal bagi jurnalis di dua negara dalam mengemas informasi positif yang dibutuhkan publik kedua negara," jelasnya.
Dalam pelatihan, peserta diarahkan untuk menggali, membahas dan mengangkat masalah terkait dua negara ke dalam proses liputan. Setiap topik yang diangkat dibahas dalam perspektif Indonesia dan Timor Leste. Misalnya persoalan pengungsi Timor Leste di Timor Barat dan penanganan aset warga Indonesia yang ditinggalkan di Timor Leste pasca jajak pendapat 1999.
"Masing-masing story dilihat secara komprehensip dari perspektif dua negara, dan dikerjakan bersama-sama oleh jurnalis Indonesia dan Timor Leste secara berpasangan," demikian Yadi Hendriana menambahkan.
[wah]
BERITA TERKAIT: