Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar mengakui dinamika yang akan terjadi. Menurutnya, dinamika politik Pilkada Serentak 2018 di Jabar diprediksi akan berjalan panas.
Dinamika politik pilkada di 16 kabupaten/kota se Jabar dan di Pilkada Jabar sendiri disinyalir cukup bergejolak, sehingga harus mendapat pengawasan dari seluruh unsur agar prosesnya tidak seperti Jakarta.
"Ya mungkin panas, tapi tidak separah Jakarta. Kita nggak mengharapkan itu. Saya beritahukan ke tokoh-tokoh masyarakat, para da'i untuk menjaga kondusifitas menjelang Pilkada 2018," jelas Deddy Mizwar dilansir dari
RMOLJabar, Jumat (11/8).
Dikatakan, kondisi di Jabar memang tidak akan terjadi seperti di Jakarta, terlebih di Jabar tidak ada figur atau calon yang akan memicu situasi panas.
"Saya kira tidak akan sama dengan Jakarta, kita tidak kehendaki polarisasi Jakarta terjadi di Jawa Barat," ungkap Deddy Mizwar.
Oleh karena itulah, lanjutnya, untuk meredam gejolak politik tersebut peran semua pihak dibutuhkan, apalagi luas Jawa Barat dan jumlah pemilihnya yang paling banyak namun rawan dan memerlukan pengawasan ketat.
"Ini provinsi terbesar, kalau Jakarta itu cuma 7 juta pemilih, (Jawa Barat) ini 32 juta pemilih, hampir lima kali lipat, luas wilayah juga besar. Kalau terjadi (polarisasi Jakarta di Jabar) itu memang sangat merepotkan," tukas Deddy Mizwar, yang juga disebut-sebut bakal maju sebagai calon gubernur.
[rus]
BERITA TERKAIT: