"Pada saat mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl meninggal saya datang ke situ mewakili pemerintah dan rakyat Indonesia. Itu karena hubungan Jerman dengan Indonesia sangat baik," tutur Habibie usai acara Kuliah Umum Presidential Lecture di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Sabtu (29/7) seperti dimuat
RMOLJabar.Com.
Menurut Habibie, jasa Helmut Kohl sangat banyak bagi negaranya dan Eropa. Dia berkuasa 15 tahun lebih lama daripada Bismarck yaitu salah satu Kanselir Jaman kerajaan Prusia Jerman.
"Helmut Kohl berjasa mempersatukan Jerman antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dan bahkan Jerman Raya termasuk Austria, dengan cara damai," katanya.
"Dia juga mempersatukan Eropa. Padahal di Eropa dari dulu selalu berperang mulai jaman kerajaan hingga zaman Napoleon. Oleh karena itu dia dikuburkan di dekat parlemen Eropa di Prancis," lanjut menteri era pemerintah Soeharto itu.
Habibie merasa agak heran saat ia dan anaknya ditempatkan di barisan terdepan dekat jenazah Helmut Kohl oleh tuan rumah yang mantan presiden AS, Bill Clinton. Padahal ia pribadi tak pernah meminta ditempatkan di situ.
"Coba bayangkan tokoh dari bangsa muslim terbesar di dunia ke gereja, yang lain nyanyi saya baca Al-fatihah. But It's okay," ujarnya.
Habibie juga menceritakan kehadiran dirinya di gereja, tempat Helmut Kohl disemayamkan sempat mengundang keheranan dari beberapa tamu undangan.
"Mereka bertanya kenapa kamu ke gereja katanya nggak boleh? Saya jawab, siapa bilang?" tuturnya.
Lebih lanjut Habibie bercerita bagaimana orang Jerman menghargai ilmuwan seperti dirinya.
"Kemudian dia saya tanya kenapa anak saya Ilham ditempatkan di situ padahal duta besar kita saja tidak boleh? jawabnya apa ? Karena anda mewakili bangsa anda sementara Ilham mewakili generasi penerus ilmuwan seperti anda," tuturnya.
"Jangan dikira saya mengundang anda dan Ilham sebagai pribadi. Yang kami undang adalah
scientist dan anak cucu
scientist," tiru Habibie, meniru ucapan orang Jerman dimaksudnya.
Dalam batinnya, ia pun membenarkan, "
Its correct."
Habibie mengaku mendapat pengalaman dan ilmu berharga dari orang-orang yang menghargainya.
"Saya rasakan saat itu saya sedang mengalami proses pembudayaan. Garis bawah itu dan silakan masukkan dalam pemberitaan," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: