Impor Bukan Solusi Atasi Kelangkaan Garam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 25 Juli 2017, 10:16 WIB
Impor Bukan Solusi Atasi Kelangkaan Garam
Net
rmol news logo Petani berharap pemerintah membatalkan niatan membeli garam dari luar negeri alias impor. Menyusul melonjaknya harga garam belakangan ini akibat stok yang tidak mampu memenuhi pasar.

Menurut Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Muhammad Hasan, melakukan impor garam bukan solusi tepat untuk mengatasi kelangkaan garam di pasaran saat ini.

"Semoga saja Agustus dan September iklim sudah mendukung. Makanya produksi bisa normal lagi untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/7).

Hasan mengatakan, harga garam yang melambung tinggi bisa memberi keuntungan kepada para petani.

"Selain faktor iklim, mereka kejar harga tinggi untuk menambah keuntungan. Tingginya harga juga tidak terlepas dari suplai dan permintaan," katanya.

Dia menambahkan, seharusnya, ketika stok garam sudah melimpah harga perlahan turun. Karena bulan Juli ini sudah masuk musim panen yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada September mendatang.

"Kami optimistis dengan penerapan geoisolator di seluruh sentra garam, produksi garam tahun ini meningkat," imbuh Hasan.

Produktivitas yang masih terbilang rendah membuat harga bahan baku garam naik. Harga garam yang semula hanya Rp 500 - Rp 600 per kilogram melonjak jadi Rp 3.000 per kilogram. Sedangkan harga garam konsumsi juga ikut melonjak dari Rp 3.800 per kilogram tahun lalu menjadi Rp 5.000 per kilogram. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA