Psikolog Konselling, Muhammad Iqbal mengatakan bahwa bullying bukan hanya tanggung jawab Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), melainkan yang paling utama adalah tanggungjawab orang tua.
"Harusnya orang tua menjaga anaknya. Tugas orang tua tak hanya menjaga anaknya menjadi korban tapi juga mencegah anaknya menjadi pelaku," kata dia dalam diskusi "Berpihak Pada Anak" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7).
"Kalau melihat anak-anak agresif, tentu saja itu dalam masa perkembangannya dia meniru. Meniru apa yang dia lihat dan dia tonton. Siapa itu, bisa jadi orang tuanya bisa jadi tontonan. Tanpa disadari kalau ada anak TK yang suka cerewet dan nyubit temannya dari mana dia mencontoh, bisa jadi dia mencontoh ibunya. Jadi keteladanan itu penting bagi anak," lanjutnya.
Tak hanya orang tua, dia bilang bullying juga merupakan tanggung jawab negara. Misalkan sekolah. Di beberapa sekolah, Iqbal mengaku pernah melakukan penelitian. Disana, dia menemukan banyak sekolah yang guru bimbingan dan konseling-nya bukan melakukan melakukan tugas sebagaimana mestinya, melainkan hanya memberikan hukuman jika seorang anak melakukan kesalahan.
"Kan takut anak-anak jadinya. Ga berani lapor. Sama seperti orang tua, ternyata memang tanpa disadari, akses untuk mendapatkan pertolongan psikologis sangat terbatas. Sampai ada siswa yang bunuh diri karena kurangnya kepekaan kita terhadap anak yang bermasalah," bebernya.
Selanjutnya menurut dia yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah. Harusnya kata dia pemerintah membuka banyak akses konseling terhadap anak-anak seluas-luasnya. Tidak hanya di sekolah, tapi juga di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
"Karena ketika anak-anak itu bermasalah, mereka tidak tahu harus mengadu ke siapa. Bukan hanya UKS saja di sekolah-sekolah. Dan bukan harus psikolog juga, kita bisa latih orang-orang untuk memberikan pertolongan pertama psikologis. Kami melakukan di rumah konseling, melatih para guru untuk bagaimana empati, bagaimana merefleksi perasaan. Ketika ada seorang anak datang dan bilang Mak saya baru dipukul temanku, biasanya bilang aja kamu begitu aja cengeng. Besok-besok anaknya dilecehkan dicabuli orang ga berani ngomong. Harusnya yang dikatakan kamu sedih ya, marah sama teman kamu, sini mama peluk," pungkasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: