Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjelaskan, dana desa tahun ini, sejak 16 Juni sudah tersalurkan ke 413 daerah dengan persentase penyaluran mencapai 95,54 persen. Pemanfaatan dana desa sangat beragam, salah satunya pembentukan BUMDes yang pendiriannya semakin masif.
"Hingga tahun 2017 ini, dana desa juga menstimulasi terbentuknya BUMDes sebagai penggerak ekonomi masyarakat desa sebanyak 18.446 unit," katanya kepada wartawan, Selasa (18/7).
Eko mengatakan, beberapa BUMDes yang berkembang diantaranya memiliki omzet antara Rp 300 juta hingga Rp10 miliar. Hadirnya BUMDes merupakan upaya untuk terus meningkatkan produktivitas masyarakat dan menciptakan lapangan usaha baru. Dengan demikian, masyarakat desa mendapatkan manfaat langsung yakni peningkatan pendapatan.
Secara garis besar, adanya percepatan pembangunan di desa tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para tenaga kerja produktif di desa. Khususnya para pemuda untuk bergotong-royong membangun dan memajukan desanya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Ditambahkan Eko, adanya tengkulak yang menjual hasil panen dan menekan para petani diharapkan bisa ditekan dengan empat program unggulan yang bisa membuat desa mandiri.
"Sekarang ini masih ada model-model tengkulak. Nah, kita dorong para petani untuk menjalankan empat program unggulan untuk membuat desa-desa jadi mandiri," imbuhnya.
Adapun, empat program tersebut adalah Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Tiga program unggulan lain yaitu BUMDes, yaitu membangun embung air, membangun sarana olah raga desa. Dia menjelaskan, selain mengawasi dan mencegah penyelewengan satgas dana desa akan mengingatkan para kepala desa untuk menjalankan empat program unggulan tersebut.
[wah]
BERITA TERKAIT: