Untuk mencari tahu penyebab jatuhnya heli yang mengakibatkan semua penumpang tewas tersebut, Basarnas bekerjasama dengan tim dari KNKT, TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia (DI).
Demikian disampaikan Kepala Basarnas, Marsekal TNI Muhammad Syaugi, saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/7).
Namun demikian, dia mengakui, gabungan tim tersebut tetap tidak mempunyai kemampuan untuk membaca kotak hitam (black box), yang merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.
"Karena yang punya kemampuan baca di pabriknya. Kita enggak bisa di Indonesia," ungkapnya
Indonesia hanya memiliki kemampuan untuk membuka kode-kode. Kode yang diperoleh tersebut nantinya akan dibawa oleh perwakilan perusahaan pembuat heli ke Perancis.
"Butuh 1 sampai 2 minggu," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: