"Marine plastic debris (sampah plastik laut) telah menjadi ancaman serius di kawasan Asia Timur, dan harus menjadi perhatian dari negara peserta EAS," kata Dirjen Kerja Sama Asean Kementerian Luar Negeri Jose Tavares di Jakarta, Jumat (26/4).
Menurutnya, Indonesia memandang penting kerja sama di bidang maritim terutama dalam mengatasi sampah plastik laut. Pada 2015, para kepala negara anggota EAS dalam Penguatan Kerja Sama Maritim Regional (Enhancing Regional Maritime Cooperation) di Kuala Lumpur menyatakan bahwa polusi laut telah menjadi salah salah satu permasalahan lintas batas. Maka masalah itu harus ditangani secara efektif demi mencapai pembangunan laut dan perairan yang berkelanjutan.
Pertemuan negara-negara anggota EAS kali ini membahas berbagai agenda strategis, termasuk penguatan mekanisme EAS, isu Laut China Selatan, Semenanjung Korea, terorisme serta integrasi ekonomi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan stabilitas, juga keamanan dan kesejahteraan di kawasan Asia Timur.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan perkembangan positif terkait Laut China Selatan, di mana saat ini merupakan momentum yang baik untuk Asean dan China mengembangkan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak," jelas Jose.
Sedangkan, terkait Semenanjung Korea, Indonesia mendorong agar semua pihak melakukan upaya maksimal untuk menahan diri, dan menghindari terjadinya peningkatan ketegangan guna menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.
[wah]
BERITA TERKAIT: