"Dukungan papan bunga yang begitu masif, terstruktur dan terorganisir itu dalam rangka menciptakan opini palsu bahwa Ahok masih punya pengikut," ujar aktivis mahasiswa 98 Jim Lomen Sihombing seperti diberitakan
RMOLJakarta.com, Jumat (28/4).
Dari kacamata dia, ada target politik tertentu dari penggiringan opini ini.
"Bisa saja itu bagian dari upaya yang cukup serius mendorong pergantian susunan kabinet agar sang penista mendapatkan kursi di kabinet," katanya.
Mantan Sekjen Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) itu menjelaskan, tentu publik tak lupa ada banyak kepalsuan terkait Ahok. Mulai dari KTP dukungan palsu, hingga yang terbaru, tuntutan jaksa dan karangan bunga berisi berbagai ucapan kepada Ahok yang dikirim terus menerus oleh pengirim palsu dan pendanaan tak jelas ke Balai Kota. Bahkan, setelah Ahok kalah di Pilgub, muncul aksi teaterikal ibu-ibu menangis dan meraung-raung membela Ahok.
"Entah kenapa harus menangis? Apakah gembira, sedih atau kesurupan? Tapi racun pulau palsu reklamasi benar-benar telah menjadi virus ampuh," papar Lomen yang dulu aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti (Kamtri).
Lomen pun berharap segala kepalsuan dihentikan sehingga tidak jadi kebiasaan yang mengakar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Semoga kepalsuan semuanya tidak mempengaruhi kabar reshufle yang saat ini dipergunjingkan di seputar istana. Tentunya bukan istana palsu sebab kalau istana palsu, namanya istana boneka," tukas Lomen.
[sam]
BERITA TERKAIT: