"Masalah klasik yang dihadapi produk unggulan desa adalah pasar. Makanya kami datangkan dunia usaha untuk membantu penyerapan, dan kalau bisa juga investasi di kabupaten tersebut," kata Menteri Desa Eko Putro Sandjojo kepada wartawan di Jakarta (Kamis, 27/4).
Dia menjelaskan, investasi yang dilakukan misalnya seperti di Pandeglang dengan menanam jagung sebanyak 100 ribu ton. Sedangkan di Halmahera Barat investasi dalam pengembangan budidaya ikan kerapu.
"Kami membuat grup (aplikasi) WhatsApp yang isinya para bupati. Melalui grup ini dimonitor bagaimana perkembangan produk unggulan desa yang dikembangkan," ujar Eko.
Dalam grup tersebut, selain bupati juga ada pihak bank, birokrasi Kemendes, juga perusahaan. Melalui aplikasi online itu progres pengembangan desa terus dimonitor.
Diharapkan desa-desa yang sudah maju dan berkembang bisa dicontoh oleh desa lain yang sedang merintis produk unggulannya. Desa yang sudah maju diantaranya terdapat di Dompu, Maros, dan Cianjur.
"Kalau sentra produksi sudah besar bisa dikopi ke daerah lain. Maka bisa dipercepat pengurangan daerah tertinggal," jelas Eko.
Ditambahkannya, selain fokus pengembangan produk unggulan desa, Kemendes juga memperjuangkan peningkatan infrastruktur seperti sarana transportasi harus diperhatikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
[wah]
BERITA TERKAIT: