Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

DANA DESA

Nelayan Danau Sentani Bangun Pabrik Pengolahan Pakan Ikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 30 September 2016, 09:43 WIB
Nelayan Danau Sentani Bangun Pabrik Pengolahan Pakan Ikan
rmol news logo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengapresiasi kinerja kepala kampong bersama masyarakat Mendali, Distrik Sentani Timur, Papua yang mengembangkan bisnis berbasis potensi lokal. Masyarakat memanfaatkan Danau Sentani menjadi tumpuan mencari rejeki.

Masyarakat Kampung Mendali secara memang berkelompok membangun Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang bergerak di bidang budidaya ikan serta pabrik pengolahan pakan ikan. Usaha ini mulai dikembangkan masyarakat setelah ada guyuran dana yang masuk ke desa sejak 2015.

Kampung Mendali tahun 2016 mendapatkan total dana sebesar Rp1,76 miliar. Meliputi Dana Desa yang bersumber dari APBN sebesar Rp857 juta, kemudian Alokasi Dana Desa (ADD) dari Kabupaten Rp779 juta, serta dana prospek dari Provinsi Papua sebesar Rp112 juta.

Sebagian dari dana tersebut dipakai untuk membangun keramba ikan yang dipasang di Danau Sentani. Juga untuk membeli mesin pembuat pakan ikan. Kesepakatan membuat usaha budidaya ikan air tawar ini diambil melalui musyawarah kampung, dan terbukti mampu membawa perubahan signifikan bagi masyarakat.

"Sejak turun temurun kami di Kampung Mendali hanya memancing ikan secara perorangan dengan penghasilan yang pas-pasan. Sekarang arahnya mulai lebih baik dengan adanya usaha budidaya ikan yang dikelola desa bersama masyarakat,” tutur Kepala Kampung Mendali, Wenfred Wally saat berdialog dengan Menteri Eko Putro Sandjojo yang berkunjung ke Kampung Mendali, Rabu (28/9).

Dari keramba ikan, Kampung Mendali kini sudah mulai menuai hasil. Modal awal sebesar Rp13,5 juta yang ditanam tahun 2015 kini sudah balik modal. Selanjutnya, warga sudah menabur benih untuk masa panen ketiga kalinya. Masyarakat juga berencana mengembangkan produksi ikan dengan menambah jumlah keramba serta penaburan benih baru.

Kami juga mulai mengembangkan produksi pakan ikan. Selama ini kami mendatangkan pakan ikan dari Surabaya dengan harga Rp300 ribu sekarung. Dengan mesin yang ada, kami akan memproduksi pakan ikan,” imbuh Wenfred.

Jika produk pakan ikan ini berhasil, Kampung Mendali sudah punya rencana lebih besar, yakni menjadi penyuplai pakan ikan se-Kabupaten Jayapura. Apalagi bahan baku pakan ikan sangat melimpah di Jayapura. Misalnya dari daun ubi, daun eceng gondok, serta ketela dan bahan-bahan alami lainnya. "Kami sudah mulai menanam bahan baku buat pakan. Sekarang tinggal jalankan saja. Kita akan ambil dari sebagian dana desa," terang Winfred.

Dalam kesempatan itu, Menteri Desa Eko mengingatkan pengembangan bisnis ini harus memegang tiga prinsip, yakni fokus pada satu komoditas, kemudian bangun produk dengan skala ekonomi yang mencukupi, lantas membuat sarana pasca panen.

"Kalau Kampung Mendali mengembangkan bisnis budidaya ikan, maka buatlah skala produksi yang besar agar bisa memasok ke seluruh kabupaten ataupun provinsi. Sarana pasca panen juga dibangun sehingga harga harga tidak jatuh saat panen melimpah. Orang kalau mau merasakan ikan Danau Sentani, ya pasti akan ke Kampung Mendali," ucap Mendes Eko.

Demikian juga dengan bisnis pakan ikan, Mendes Eko berharap Kampung Mendali membuatnya dengan skala yang besar. Masyarakat pun perlu mendapatkan pelatihan-pelatihan bagaimana membuat pakan ikan yang bermutu dan dikemas dengan baik.

"Kita di Kemendesa kan ada juga pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Termasuk pelatihan manajemen. Kalau bisa, beberapa kader desa ikut pelatihan manajemen karena ini penting untuk mengembangkan usaha masyarakat desa," demikian Mendes Eko. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA