Direktur Utama TSI, Frans Manangsang, menjelaskan kedatangan dua panda raksasa itu adalah hasil kunjungannya bersama Menko PMK, Puan Maharani, dan Dirjen Kehutanan ke China pada 1 Agustus lalu.
Proses mendatangkan panda ini cukup panjang. Bermula dari tahun 2013, kala itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Presiden China mendatangkan panda ke Indonesia. TSI ditunjuk untuk merawat kedua panda tersebut.
"Sejarahnya panjang dari tahun 2013. Banyak sekali prosedurnya, karena jangan sampai nanti (panda) dikirim ke Indonesia enggak bisa dirawat dan mati. Karena itu satwa langka, bukan hanya milik negara tapi milik dunia," kata Frans dalam acara konsolidasi Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) di Hotel Lodge Safari, Taman Safari Indonesia.
Sejak tahun 2013, pihak China telah melakukan inspeksi langsung ke Taman Safari. Frans telah menyiapkan berbagai infrastruktur untuk sepasang panda tersebut. Hasilnya, China merasa puas sehingga keinginan mendatangkan panda tersebut bakal segera terwujud.
"Panda ini datangnya bulan September, jumlah sepasang. Usianya sekitar 45 tahun. Statusnya pinjam, tidak dikasih. Sementara 10 tahun (dipinjamkan)," ucap Frans yang juga Ketua IV DPP PUTRI.
Proses dan persiapan di TSI cukup panjang namun bisa diselesaikan dengan baik. Kandang, fasilitas
indoor dan
outdoor, sampai makanan panda sudah diatur dengan baik. Dia mengklaim, pihak China menyebut "istana" sepasang panda itu sebagai tempat tercantik di dunia.
"Ada teater, tempat edukasi untuk pengunjung, dan lain-lain. Luasnya hampir 5.000 meter persegi, tiga lantai, jadi cukup besar, kayak istana untuk sepasang panda. Sudah beres semua," ujarnya.
Namun Frans punya kekhawatiran lain, terutama soal macet di jalur Puncak yang bisa berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan lokal dan manca negara.
"Pihak China mengatakan, kalau panda datang akan mendorong pengunjung datang satu kali lipat. Sementara kita tahu jalur puncak macet. Itu yang kami khawatirkan," jelas Frans.
Frans mengakui pihaknya sudah lama meminta Muspida Bogor mengatasi macet, namun belum ada solusi hingga sekarang. Kemacetan jalur Puncak berlangsung hampir tiap hari. Titik macetnya antara lain di Pasar Cisarua, kawasan Megamendung, dan Pasar Warung Kaleng Kampung Arab.
Selama ini pihak Taman Safari tidak berdiam diri. Mereka sudah berupaya mencari cara mengatasi macet di jalur Puncak menuju TSI. Salah satunya dengan membangun dan memperbaiki jalur alternatif seperti di Desa Cibereum dan Citeko sepanjang 1.500 meter. Ia berharap pemerintah daerah dan pusat ikut membantu mencari solusi macet di Puncak.
[ald]
BERITA TERKAIT: