Ahok Ngompori Risma

Pilgub DKI Memanas

Selasa, 02 Agustus 2016, 08:18 WIB
Ahok Ngompori Risma
Foto/Net
rmol news logo Bukan Ahok namanya kalau omongannya tidak bikin ramai. Kali ini, pemilik nama lengkap Basuki Tjahja Purnama itu bilang, Jokowi yang eks walikota Solo aja bisa jadi Presiden, masa Walikota Surabaya dalam hal ini Tri Rismaharini, nggak bisa? Ahok ngomporin Risma nih..

Hal ini diutarakan Ahok saat diminta menanggapi santernya kabar Risma akan maju di Pilgub DKI 2017. Awalnya, Ahok mengaku tak masalah kalau Risma maju menjadi rivalnya berebut tahta DKI-1. Sang pertahana memastikan tak akan menghambat langkah Risma. Bahkan, dia merasa senang jika kompetisi Pilkada Jakarta diramaikan dengan kandidat sekaliber Risma.

"Saya selalu sampaikan bahwa memang Jakarta harus jadi titik temu untuk semua kepala daerah yang dianggap berhasil kan?" katanya. "Bagi saya orang Jakarta akan diuntungkan, pilihannya banyak," katanya di Balaikota, kemarin.

Ahok mengatakan, jika Risma, atau kepala daerah lain maju di Pilkada DKI, maka pihak yang akan diuntungkan adalah warga Jakarta.

Mereka menjadi memiliki lebih banyak kandidat untuk dipilih memimpin kota mereka pada periode 2017-2022.

"Apalagi seingat saya, Bu Risma pernah ngomong, coba nanti dicek ya. 'Kan Surabaya lebih besar dari pada Solo. Wali Kota Solo bisa jadi Presiden, masa Wali Kota Surabaya enggak bisa?'," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Ahok berpendapat, pernyataan Risma tersebut merupakan sinyalemen kalau Walikota Surabaya itu akan menjadi rivalnya di Pilkada Jakarta 2017. Lebih jauh lagi, Ahok menduga mungkin saja Risma mengikuti langkah Jokowi meraih kursi RI-1 dengan memijak posisi Gubernur Jakarta lebih dulu.

Sebagai informasi, dukungan dari warga Jakarta supaya Risma berpartisipasi di Pilkada DKI mulai bermunculan menjelang pendaftaran pasangan calon ke KPUD DKI.

Warga kawasan Tanah Merah membentuk Tanah Merah Bersama Risma (Tameris) pada Minggu, 26 Juni 2016. Mereka juga sempat menyampaikan dukungan secara langsung kepada Risma saat dia mengunjungi Jakarta untuk meresmikan acara Dinas Sosial Kota Surabaya di Bentara Budaya, 21 Juli lalu.

Pada Minggu, 31 Juli 2016, anak muda yang tergabung dalam 'Jakarta Love Risma (Jaklovers)', juga melakukan aksi kreatif di acara Car Free Day (CFD) untuk memanggil Risma berpartisipasi di Pilkada DKI.

Bak gayung bersambut, omongan Ahok itu langsung disambar politisi PDIP, partainya Risma. Wakil Ketua DPC Surabaya, Didik Prasetiyono merasa geram atas sindiran Ahok yang menyatakan kalau Risma seolah memiliki target mengincar kursi Presiden RI.

"Ibu Risma saat ini sedang bekerja membangun Surabaya. Saya harap Pak Ahok juga demikian. Jangan berkomentar yang membuat gaduh," ujar Didik, kepada wartawan, kemarin.

Lebih tajam lagi, Didik menilai pernyataan itu sebagai upaya adu domba antara Risma dengan Jokowi. Keduanya, merupakan kader terbaik PDIP. "Pak Ahok tak seharusnya mengadu domba dua kader PDIP, Ibu Risma dan Presiden Jokowi," katanya.

Terkait wacana yang berkembang, soal nama Risma yang akan dicalonkan sebagai cagub DKI, Didik mengatakan, hal itu adalah wewenang DPP PDIP dan merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. "Lebih baik Pak Ahok bekerja membangun Jakarta, tidak usah bikin gaduh," tegasnya.

Bagaimana dengan Risma sendiri? Berkali-kali Walikota Surabaya ini mengatakan tak berniat maju di Pilgub Jakarta. Bahkan, katanya belum ada komunikasi dengan Mega untuk menunjuk dirinya maju di Jakarta. "Komunikasi terakhir dengan Ibu Mega sekitar dua bulan lalu. Sampai sekarang belum ada komunikasi (soal Pilgub DKI Jakarta)," kata Risma, Minggu (31/7).

Ia menegaskan, tak pernah mengatakan bersedia dicalonkan sebagai cagub DKI. "Aku nggak pernah ngomong bersedia. Aku hanya menjalani takdirku. Tuhan yang menentukan," jelasnya.

Menangapi itu, pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf menduga, pernyataan Ahok sebagai upaya testing the waters atau uji lapangan apakah Risma benar maju di Pilgub Jakarta. "Ya, Ahok ngompori Risma, termasuk soal capres itu. Tapi ngga masalah, banyak pilihan kualitas demokrasi semakin baik," ujar Asep.

Jika Risma benar maju, Asep memastikan kompetisi Pilgub Jakarta, semakin seru. Ahok, yang didukung tiga parpol: Nasdem, Hanura, dan Golkar, akan menghadapi Risma dari PDIP. Kemudian, partai lainnya seperti PPP, Gerindra, dan PKS mungkin saja berkoalisi dengan calon lain. "Tiga kandidat itu ideal, kita lihat saja nanti," pungkasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA