Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya, Minggu (5/6).
Sejak Jumat hingga Sabtu sore kemarin, teramati asap kelabu tinggi lebih kurang 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah Timur dan Barat. Kondisi seismisitas berdasarkan pos pengamatan Gunung Kerinci PVMBG, tremor menerus dengan amplitude 0,5-2 mm dominan 1 mm.
"Amplitudo tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 mm. Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan," sebut Sutopo.
Letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci dengan ketebalan sekitar 0,01-0,05 mm. Letusan berlangsung puluhan kali dan menerus.
Sutopo menerangkan, tidak ada peningkatan status gunung, dimana status gunung tetap Waspada alias Level II. Status ini ditetapkan sejak tahun 2007 hingga sekarang.
Sementara rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung (wisatawan) tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak gunung dalam radius 3 km dari puncak kawah aktif. Masyakat juga dilarang beraktifitas dalam radius bahaya/kawasan rawan bencana (KRB) III.
Dan mengingat Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera (3.805 m dpal) maka sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih dapat terjadi abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur terbang.
Sutopo menambahkan, masyarakat juga dihimbau untuk tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena zona merah yanga ditetapkan di dalam radius 3 km. Sementara permukiman terdekat berada sekitar 8 km dari puncak kawah. Masyarakat tetap aman dan dapat melakukan aktivitas sehari-sehari.
"BPBD Kabupaten Kerinci dan BPBD Provinsi Jambi beserta unsur lain telah menyiapkan rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Kerinci jiwa sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas," Sutopo.
[rus]
BERITA TERKAIT: