"Saya sih minta kepada Gubernur berkali-kali, kalau perencanaannya dibuka ke publik," kata Anggota DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, Syarif ketika dihubungi, Jumat (6/5).
Dia menilai, Pemprov DKI harus jeli bahwa dengan menertibkan suatu lahan masyarakat tak hanya kehilangan rumah, tetapi juga mata pencaharian. "Rusunnya yang tersedia seperti ini (kurang) orang kehilangan pekerjaan, anak sekolah juga," ungkapnya.
Bahkan dalam kenyataannya, lanjut Syarif, janji-janji Ahok yang menjamin pendidikan anak-anak yang terkena gusur tidak terlaksana dengan baik.
"Silahkan lihat, kita bisa cek bareng-bareng, rusun mana? Rawa Bebek ayo kita cek. Tidak ada anak sekolah dijemput. Tapi karena ketidakberdayaan warga itu ya sudah mau bagaimana lagi, akhrinya meratapi penderitaan," sesalnya.
Syarif juga menilai Ahok sejauh ini terlalu banyak alibi. "Mau membeli tanah warga untuk diwakafkan kan katanya, ah macam-macam," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Syarif mengakui dirinya merasa terpukul dan khawatir peristiwa Mbah Priuk kembali terulang di Jakarta Utara.
"Saya sebenarnya
ngebatin juga ya, saya khawatir itu terulang lagi, ngeri, dekapitalisasi orang yang berkepentingan kan," tukas dia.
[rus]
BERITA TERKAIT: