Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Agus Suradika, mengaku sempat berdiskusi dengan Rustam sebelum ia melayangkan surat pengunduran dirinya.
"Dia hanya bersurat. Tapi sebelum menyampaikan surat, kami ada diskusi kecil, saya tanyakan apa perasaan sebetulnya yang membuat Pak Rustam mau mengundurkan diri," ujar Agus di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/4).
Agus mengumbar salah satu alasan Rustam mengundurkan diri adalah merasa tidak optimal bekerja di bawah kepemimpinan Ahok.
Puncaknya dalam rapat penanggulangan banjir minggu lalu. Di depan media massa, Ahok "menyemprot" Rustam karena menanggapnya lamban menggusur warga di kolong tol Ancol. Tidak cukup itu, Ahok menuduh Rustam bersekongkol dengan Bakal Calon Gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra. Belakangan ini, Ahok menyebut pernyataan itu hanya gurauan. (Baca:
Tuduhan Menjurus Fitnah Dari Ahok Sangat Menyakitkan)
"Beliau merasakan sepertinya Pak Gubernur menilai kinerjanya kurang optimal. Dari sisi ini beliau mengundurkan diri supaya bisa dicarikan wali kota yang memiliki kinerja yang lebih tinggi. Alasan yang dikemukakan secara lisan itu," beber Agus.
"Kemudian ada alasan-alasan lain yang sifatnya private dan tidak patut untuk saya ungkap di depan publik. Itu menjadi pemahaman kami bersama, saya mengantarkan Beliau ke Pak Gubernur untuk menyampaikan pernyataan pengunduran diri," ujar Agus.
Agus mengaku sempat mengingatkan Rustam untuk menimbang-nimbang keputusannya itu. Sebab kalau mundur, otomatis gajinya pun turun dari Rp 70 juta-Rp 75 juta, menjadi sekitar Rp 12 juta-Rp 13 juta sebagai staf Badan Diklat Pemprov DKI.
"Saya tanyakan apakah sudah direstui keluarga? Sudah. Saya tanya, coba pikir sekali lagi dan saya katakan baiknya salat istikharah. Dia bilang sudah. Ya kalau keluarga sudah, istikharah sudah dan beliau memutuskan, mudah-mudahan ini jalan terbaik," kata Agus.
[ald]
BERITA TERKAIT: