Menpar Arief Yahya senang, jika Pemkab Kukar semakin serius menggarap sektor pariwisata, sebagai panglima. Dia meyakinkan, investasi di sektor pariwisata, jika serius dan dipikirkan tepat, akan mendongkrak devisa yang pasti menghidupkan ekonomi lokal.
Dia membenarkan pernyataan Bupati Rita, bahwa pariwisata akan segera menggeser komoditas andalan lain yang menghasilkan devisa. Lihat saja Oil and Gas, 2013 capaian USD 32,6 Miliar, 2014 masih USD 30 Miliar, 2015 tinggal USD 18,9 Miliar. Batubara yang menjadi andalan Kaltim juga decline, 2013 tercapai USD 24,5 Miliar, lalu 2014 masih USD 20,8 Miliar, dan 2015 tinggal 16 Miliar.
"Coba bandingkan dengan pariwisata, 2013 masih USD 10 Miliar, 2014 naik 11 M, tahun 2015 menjadi USD 12 M," ungkap Arief Yahya dalam keterangannya (Minggu, 27/3).
Namun dia mengingatkan, kepala daerah yang kerap ia istilahkan "Chief Executive Officer (CEO)" kalau menjadikan pariwisata sebagai sektor prioritas itu, bisa dilihat dari dua indikator. "Apakah posisi Kadispar sudah dipilih pejabat terbaik di sana? Apakah alokasi sumber daya, termasuk budgeting juga sudah diarahkan ke pariwisata?" ucap Menpar yang menyambut baik peresmian atraksi baru "jembatan cinta" penghubung Kukar dengan Pulau Kumala oleh Bupati Kukar.
Tekad Bupati Kukar mulai mengandalkan sektor pariwisata disampaikan saat meresmikan jembatan untuk jalan kaki yang menghubungkan Kukar dengan Pulau Kumala, delta yang berada di tengah-tengah sungai Mahakam pada Selasa kemarin.
Penghubung yang langsung ngetop dan tempat strategis anak-anak muda mangkal di atas bentang sungai itu dia namai Jembatan Repo-Repo. "Jembatan ini diharapkan mampu mendongkrak wisatawan ke Pulau Kumala sekaligus menjadi lahan untuk mendapatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah)," ucapnya.
Dalam Bahasa Kutai, Repo-Repo berarti gembok. Mungkin terinspirasi dengan gembok cinta†yang menghias jembatan penyeberangan di Sungai Siene Paris, Sungai Moscow di ibu kota Rusia, dan banyak sungai yang dijadikan tempat berjanji†sehidup semati kedua mempelai selepas melangsungkan akad nikahnya.
Prosesinya, biasanya masih menggunakan gaun pengantinnya, terus di atas jembatan itu, mengalungkan gembok yang sudah ditulis nama kedua pasangan itu, dikunci, dan kedua kuncinya di lempar ke bawah, ke dalam arus sungai yang dalam.
Pesannya, biarlah kunci itu hilang entah ke mana. Tetapi gembok cinta tetap terkunci, selama-lamanya, sehidup semati. Menurut Rita, jembatan repo-repo ini kelak juga akan menjadi bukti cinta antar dua sejoli yang akan terpasang selama-lamanya, mirip dengan di Eropa.
"Awalnya saya mau menamakan jembatan cinta tapi saya pikir-pikir, itu kok sama dengan jembatan yang di Paris. Kok sepertinya sudah habis ide dan kreativitas saja? Harus mencontek mentah-mentah. Lalu saya pakai bahasa Kutai, tercetuslah repo �" repo yang artinya gembok, dan ini pas karena saat peresmian jembatan juga bersamaan dengan hari ulang tahun pernikahan saya ke-15,†ujar Rita.
Usai memotong pita, Bupati Rita dan Wakil Bupati Edi Damansyah, secara simbolis seluruh pejabat unsur Muspida Kukar memasang gembok cinta, tepat di tengah-tengah jembatan repo-repo. Pulau Kumala memiliki beberapa wahana Pariwisata. Seperti go kart, kuda-kudaan, menyelam, memancing di pulau yang indah tersebut.
Selain itu, Rita juga juga meninjau kampung bahasa Inggris tepatnya English Island di Lamin Etam.Didampingi ratusan ratusan pelajar Tenggarong, perkampungan tersebut menarik karena berada di di tengah-tengah Pulau Kumala.
Selain itu, Pulau Kumala juga memiliki pemancingan yang letaknya di eks resort Kumala. Lebih lanjut Rita mengatakan, dengan dibukanya jembatan repo-repo untuk umum menuju pulau Kumala, maka Pemkab Kukar memiliki harapan baru untuk pariwisata di Kabupaten Kukar, dan juga sebagai sarana untuk mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kukar.
BERITA TERKAIT: