"Tarif Go-Jek lebih murah ketimbang naik beca atau taksi. Kemarin masih Rp 10.000 per km. Tapi, sekarang sudah Rp 3 ribu per kilometer. Tapi saya hitung-hitung, nggak mahal juga. Saya dari Krakatau ke Jalan Setia Budi Medan saja cuma dikenakan ongkos Rp 15 ribu," kata Warga Jalan Krakatau Medan Nurwahidah seperti dimuat
MedanBagus.Com, Senin (14/12).
Selama ini, katanya, naik beca rute Jalan Krakatau-Jalan Setia Budi, dirinya harus mengeluarkan kocek paling murah Rp 25 ribu.
"Itupun pake tawar-menawar lagi, kadang-kadang suka kesel kitanya, tukang beca banyak yang jual mahal, terus sering kurang nyaman. Karena setiap ada lubang, sering main tabrak aja. Sampe kita suka kaget," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan warga Jalan Umar Glugur Darat II Medan, Warni. Katanya, naik beca dan angkot sering membuatnya tidak nyaman. Selain suka kebut-kebutan, antar sesama supir juga kerap adu mulut hanya gara-gara hal sepele.
"Bahkan, supir angkot dan tukang beca kerap tidak menghargai penumpang. Yang paling sering supir angkot yang begitu, kalau
Go-Jek kita benar-benar diperlakukan layaknya raja. Kita dijemput sampai rumah, terus mau menunggu kalau kita agak lama dan di jalan pun saat membawa penumpang mereka pun tidak kebut-kebutan. Kita bener-bener dihargai," ujarnya.
Menurut dia, transportasi di Kota Medan perlu banyak pembanding agar warga kota Medan tidak kesulitan di saat ingin bepergian tanpa menggunakan kendaraan pribadi.
"Medan
kan mulai macet, dengan adanya
Go-Jek kita cukup terbantu juga," tukasnya
.[wid]