Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 833 kali gempa sejak 16 November-4 Desember 2015 dengan kekuatan yang bervariasi.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), Sutopo Purwo Nugroho merinci gempa tersebut telah menyebabkan 1.593 unit rumah rusak di mana 145 rumah rusak berat, 273 rusak sedang, dan 1.175 rusak ringan. Selain itu juga merusak dua unit sekolah, delapan unit sarana ibadah dan tiga kantor pemda.
Kerusakan tersebut melanda 19 desa di Kecamatan Jailolo, di mana Desa Bobanehena yang berada di Teluk Jailolo adalah desa yang terparah.
Saat ini, jelas Sutopo, masih dilakukan perhitungan kerugian dan kerusakan akibat gempa untuk penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya.
"Belum dapat diperkirakan kapan gempa akan selesai," ujarnya lagi.
BMKG telah merilis bahwa gempa di Halmahera Barat adalah tipe swarm. Gempa swarm adalah aktivitas tektonik yang memiliki karakteristik frekuensi kejadian cukup banyak, kekuatan relatif kecil dan aktivitas lama. Gempa ini tidak akan diikuti gempa besar yang memicu tsunami, longsor dan gunung meletus.
"Jadi masyarakat diminta tenang. Tidak terpancing isu-isu bahwa akan terjadi gempa besar dan tsunami," pungkas Sutopo.
[wid]
BERITA TERKAIT: